Skrining kanker serviks dilakukan dengan tujuan untuk membantu mencegah terjadinya kanker serviks. Caranya dengan melakukan pemeriksaan laboratorium memastikan ada atau tidak virus HPV penyebab kanker serviks, lalu jika terdeteksi, akan dilanjutkan dengan melihat ada tidaknya perubahan sel kearah ganas. Tes skrining bukan untuk orang yang sudah ada keluhan atau bergejala.
Mau atau tidak melakukan tes skrining ini adalah pilihan setiap wanita. Terbukti bahwa manfaat tes skrining lebih besar daripada risikonya. Bersama dengan vaksin HPV, skrining serviks adalah cara terbaik untuk melindungi dari kanker serviks.
Dalam beberapa kasus skrining serviks juga bisa memberi hasil yang tidak tepat, bisa saja hasil tes menyatakan bahwa tidak terdeteksi adanya virus HPV atau tidak ditemukan perubahan sel pada serviks padahal sebenarnya sudah terjadi sesuatu, hal ini yang disebut “false negative” dan hasil seperti ini memang bisa terjadi pada pemeriksaan apapun, karena setiap tes memiliki performa yang berbeda-beda. “False positive” pun bisa terjadi sebaliknya. Karena dari itu, perlu disesuaikan juga dengan keluhan dan pemeriksaan fisik langsung yang dilakukan oleh Dokter.
Juga perlu diingat bahwa dari data memperlihatkan tes skrining dapat menurukan jumlah angka kematian akibat kanker serviks.
Dalam beberapa kasus sel serviks yang sudah mengalami perubahan bisa kembali menjadi normal tanpa perlu tindakan, tetapi hal itu tidak bisa ditentukan oleh dokter pemeriksa, sel mana yang akan bisa kembali normal, sehingga mengobati dan melakukan tindakan masih menjadi pilihan yang tepat untuk mencegah perkembangan kearah kanker.
Ada 2 macam tes skrining kanker serviks, yaitu:
- Pap tes atau yang dikenal dengan papsmear. Pemeriksaan dilakukan pada sampel sel serviks dan dinilai dibawah mikroskop ada tidak ya sel abnormal kearah prakanker atau kanker.
- Tes HPV. Tujuan tes ini utnuk melihat ada tidaknya virus HPV yang menyebabkan infeksi pada serviks.
Kedua jenis tes skrining ini cara pengambilan sampelnya sama, yaitu dengan mengusap sel permukaan serviks. Jika hasil tes skrining ditemukan ada sel yang abnormal, maka dokter akan melakukan monitoring dan follow up untuk dapat ditentukan tindakan lanjutan sesuai dengan kondisinya.
Tes skrining yang cepat dan akurat adalah titik penting bagi seorang wanita dapat diberikan pengobatan dan tindakan sesuai yang dibutuhkan untuk kesembuhan bahkan menghidari dari kematian akibat kanker serviks.
Target WHO (World Health Organization) untuk menurunkan angka kanker serviks, dicanangkan pada tahun 2020, yaitu dengan menetapkan bahwa 70% wanita di seluruh dunia harus sudah melakukan tes skrining secara rutin menggunakan tes yang memiliki performa tinggi, dan 90% wanita yang terdeteksi membutuhkan pengobatan/tindakan harus mendapatkannya. Sejalan dengan itu, vaksinasi HPV kepada anak-anak perempuan juga harus diterapkan.
Jangan ragu untuk mulai dan rutin melakukan tes skrining kanker serviks.
Kanker serviks bisa dicegah dan bisa disembuhkan jika dideteksi dini.