Kanker Serviks di indonesia

Indonesia negara yang begitu luas dengan jumlah penduduk yang mencapai 270,20 juta jiwa. 49,42% (133,54 juta jiwa) adalah penduduk berjenis kelamin wanita dan 79,70% nya masuk dalam kategori usia produktif. Data ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang melakukan sensus penduduk di bulan September 2020. Mengapa usia produktif penting? Karena merekalah generasi yang dapat sangat memiliki peluang dalam mempercepat laju perekonomian Indonesia. Jadi wanita punya peran besar untuk ini dan perlu diperhatikan  status kesehatannya.

Kalau kita buka data dari World Health Organization (WHO), di Indonesia, penyebab kematian tertinggi pada wanita disebabkan oleh kanker payudara (30,8%), disusul oleh kanker serviks (17,2%) dan kanker ovarium (7%). Selain itu jumlah kasus baru setiap tahunnya juga tidak sedikit, kanker payudara sebanyak 22,430 orang (9,6%) dan kanker serviks sebanyak 21,003 orang (9%). Berarti setiap 1 jam ada 4 orang wanita yang terdiagnosa dan 2-3 orang wanita meninggal karena kanker serviks di Indonesia, angka yang tidak sedikit.

Kali ini kita akan bahas kanker serviks, kenapa? Karena serviks letaknya di dalam, tidak bisa dilihat dari luar dan jarang menimbulkan keluhan pada stadium dini, selain itu banyak yang mengabaikan karena ketidak tahuan, alasan ketidak nyamanan pemeriksaannya juga menjadi hal penting. Keterlambatan pemeriksaan juga menjadi problem utama, karena 50% kasus kanker serviks datang ke dokter sudah terlambat, sudah di stadium lanjut (stadium 3B).

Kanker serviks 99,7% disebabkan oleh infeksi virus HPV (human papillomavirus). Virus ini bisa berpindah dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual. Seorang wanita yang aktif seksual menjadi berisiko terinfeksi HPV penyebab kanker serviks, tetapi dengan respons antibodi yang baik virus ini bisa hilang dengan sendirinya. Yang menjadi berbahaya ketika HPV menetap di serviks dan menyebabkan perubahan abnormal pada lapisan permukaan sel serviks.  Dan tahapan perubahan sel serviks harus melalui beberapa fase sebelum menjadi kanker, ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa sampai 15-20 tahun!

Dari data tersebut diatas, jelas kalau penyakit ini bisa dikatakan bukan termasuk penyakit yang bersifat genetik atau diturunkan. Dan juga melihat perjalanan penyakitnya yang mebutuhkan waktu puluhan tahun untuk berkembang, dari mulai infeksi HPV sampai menjadi kanker serviks, maka sebenarnya banyak kesempatan dan waktu untuk dapat mencegahnya. Sehingga jika banyak wanita terselamatkan maka peran strategis dan sumbangsih kepada negeri pun akan bisa lebih baik lagi. 

Penulis: dr. Angela C. Ardhianie N.(can) – July 2021

Sumber:

1. Badan Pusat Statistik (BPS), 2021

2. Globocan 2020

3. INASGO, 2018

4. Asian Pac J Cancer Prev, 2011;12(3):749-51.

5. Aisyiah Rahmi Putri et al, Indonesian Journal of Cancer, 2019

6. Imam Rasjidi, Indonesian Journal of Cancer Vol. III, No. 3 Juli – September 2009