Wanita dan Kanker Serviks

Kanker adalah kondisi dimana sel-sel di dalam tubuh berkembang tanpa bisa dikontrol. Dan kanker selalu diberi nama sesuai dengan area dimana bermula, walaupun pada akhirnya menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jadi jika sel kanker bermula di leher rahim, maka akan disebut kanker leher rahim.

Leher rahim atau yang biasa disebut serviks adalah organ yang menghubungkan antara saluran vagina dengan bagian terendah dari badan rahim (uterus). Jadi letaknya ada di dalam, tidak bisa terlihat langsung. Dan rahim adalah tempat dimana janin bertumbuh pada saat seorang wanita mengandung.

Setiap wanita berisiko terkena kanker serviks dan menurut data dari ACS (American Cancer Society) tersering terdiagnosa pada usia 35-44 tahun, jarang sekali pada usia 20 tahun-an. Kenapa bisa begitu? 

Mari kita pahami, penyebab utama kanker serviks adalah infeksi dari beberapa jenis virus HPV (human papillomavirus), terutama yang bersifat “high risk” atau onkogenik (menyebabkan kanker). Infeksi ini biasanya bisa menetap dan berlangsung lama tanpa disadari. 

HPV sendiri adalah virus yang umum, yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lainnya melalui aktivitas seksual. Sedikitnya 50% dari orang yang aktif seksual pernah terinfeksi HPV dalam satu masa hidupnya. Tetapi tidak berarti yang terinfeksi HPV ini pasti akan terkena kanker serviks.

Tubuh mempunyai kemampuan untuk melawan infeksi HPV, tetapi kadangkala virus ini bisa menetap dan menyebabkan kanker. Risiko lebih tinggi pada wanita perokok, memiliki anak banyak, menggunakan kontrasepsi hormonal dalam jangka panjang dan juga penderita HIV.

Pada stadium dini kanker serviks biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi jika sudah memasuki tahap lanjut gejala yang muncul seperti nyeri daerah panggul, perdarahan yang tidak wajar dari vagina. Dibutuhkan waktu cukup panjang, bahkan puluhan tahun untuk membuat sel-sel serviks berubah dari bentuk normal sampai ke sel kanker. Perubahan sel ini hanya dapat ditemukan jika seorang Dokter mengambil usapan sel permukaan serviks dan sel tersebut dinilai di bawah mikroskop. 

Keberadaan virus HPV sendiri juga bisa diindetifikasi dengan tes yang berbeda. 

Tes skrining yang dilakukan teratur dapat mencegah kanker serviks. Jika kanker ditemukan dini, masih sangat mungkin untuk dilakukan tindakan dan tentu saja akan akan membuat kemampuan bertahan jauh lebih lama dengan kualitas hidup yang lebih baik. Sedangkan vaksinasi dapat melindungi terhadap beberapa tipe HPV risiko tinggi. (can)

Penulis: dr. Angela C. Ardhianie N.

Sumber:

1. CDC, Division of Cancer Prevention and Controls, Jan 2021.

2. ACS (Aerican Cancer Society), Jan 2021.

3. https://medlineplus.gov/cervicalcancer.html