FAKTOR RISIKO KANKER SERVIKS?
Kanker serviks sudah jelas disebabkan oleh virus HPV (human papillomavirus), tetapi selain itu ada beberapa hal yang bisa membuat seorang wanita bisa semakin berisiko.
Setiap jenis kanker maka faktor risikonya juga berbeda, contohnya paparan kuat sinar Matahari dapat sebagai faktor risiko terkena kaker kulit. Rokok termasuk factor risiko terhadap berbagai macam kanker. Tetapi bukan berarti memiliki faktor risiko berarti akan terkena kanker.
Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kesempatan berkembangnya kanker serviks. Ada faktor risiko yang masih bisa dirubah atau dihindari. Berikut adalah beberapa faktor risiko kanker serviks:
1. Aktivitas seksual.
Beberapa faktor yang berhubungan dengan kebiasaan seksual dapat meningkatkan risiko kanker serviks, hal ini terutama disebabkan paparan HPV.
- Aktivitas seksual yang dimulai sejak usia muda (terutama usia <18 tahun).
- Sering berganti-ganti pasangan.
- Memiliki pasangan seks yang berisiko tinggi (seseorang dengan infeksi HPV atau memiliki banyak pasangan seks).
2. Rokok.
Pada saat seseorang merokok, orang tersebut dan juga disekelilingnya akan terpapar dengan bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker pada organ lain, bukan hanya paru. Zat yang terhirup dan masuk ke dalam paru-paru akan dibawa oleh aliran darah ke seluruh tubuh.
Wanita yang merokok memiliki risiko dua kali lipat terkena kanker serviks dibanding yang tidak merokok. Produk sampingan tembakau dapat ditemukan dalam lendir serviks wanita yang merokok. Para peneliti percaya bahwa zat ini merusak DNA sel serviks dan dapat berkontribusi pada perkembangan kanker serviks. Merokok juga membuat sistem kekebalan tubuh kurang efektif dalam melawan infeksi HPV.
3. Imunitas rendah.
Sistem imun berperan penting dalam menghancurkan sel kanker dan memperlambat pertumbuhan dan penyebarannya. Pada wanita pengidap HIV, dimana sistem imunnya sangat lemah, sel prakanker dapat berkembang menjadi kanker yang invasif dengan sangat cepat.
Kelompok wanita lainnya yang berisiko adalah mereka yang mengkonsumsi obat-obatan penekan respons imun dan juga pada mereka yang menjalani transplantasi organ.
4. Infeksi Chlamydia
Chlamydia adalah jenis bakteria yang termasuk sering menginfeksi sistem reproduksi, menyebar melalui kontak seksual. Wanita yang terinfeksi chlamydia sering tanpa gejala dan menyebabkan inflamasi pada panggul, sehingga bisa menyebabkan infertilitas.
Beberapa penilitian memperlihatkan juga bahwa bakteri ini dapat membantu virus HPV berkembang dan hidup di serviks.
5. Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka panjang.
Ditemukan hubungan antara mengkonsumsi obat kontrasepsi oral dalam jangka panjang, dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
6. Hamil penuh beberapa kali.
Wanita yang pernah hamil penuh dan melahirkan lebih dari 3 kali, mengalami perubahan hormonal selama kehamilan, diperkirakan menyebabkan lebih mudah terinfeksi virus HPV dan bertumbuhan sel kanker. Selain itu wanita hamil juga memiliki sistem imun yang lebih lemah.
7. Hamil pertama pada usia muda.
Wanita yang hamil penuh pertamanya pada usia < 20 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks.
8. Status ekonomi.
Pendapatan yang rendah mengakibatkan akses untuk dapat melakukan pemeriksaan Kesehatan menurun, termasuk untuk tes skrining kanker serviks seperti papsmear dan tes HPV. Maka hal ini dapat menyebabkan absennya pemeriksaan skrining dan jika ada pada stadium prakanker juga tidak dilakukan tindakan maupun pengobatan. (can)
Penulis : dr. Angela C. Ardhianie N.(can) – July 2021
Sumber:
1. Adam E, Kaufman RH, Adler-Storthz K, et al., J Cancer. 1985
2. Cortessis VK, Barrett M, et al., Obstet Gynecol. 2017
3. American Cancer Society, January 2020