BULAN KESADARAN KANKER SERVIKS : Serba serbi Mitos dan Fakta Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan pertumbuhan sel tak terkendali pada leher rahim (serviks). Leher rahim merupakan bagian dari saluran reproduksi wanita yang menghubungkan vagina dengan rahim. Penyebab kanker serviks dapat berhubungan dengan infeksi Virus Papiloma Manusia / Human Papillomavirus (HPV). Wanita yang sudah pernah berhubungan seksual cenderung lebih berisiko menderita kanker ini. Semakin dini usia perempuan melakukan hubungan seksual untuk yang pertama kalinya, maka semakin tinggi risiko kejadian kanker serviks.

Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak menimbulkan gejala yang mudah dikenali. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, dokter akan menyarankan untuk menjalani serangkaian pemeriksaan dan prosedur.

Pengetahuan mengenai kanker serviks menjadi landasan penting bagi kaum wanita. Sayangnya, informasi seputar kanker serviks sering diwarnai anggapan yang salah sehingga membuat kita lengah dalam mewaspadai tanda-tanda kanker serviks.

Kanker serviks memang menjadi momok menyeramkan bagi perempuan. Tidak heran ada banyak mitos yang beredar di tengah masyarakat terkait dengan kanker serviks. Tentu saja, tidak semua mitos ini benar.

Maka daripada itu, penting untuk tahu apa saja mitos yang berhubungan dengan kanker serviks beserta faktanya. Berikut ini adalah mitos yang disertai fakta tentang kanker serviks:

1. Tidak Ada Pencegahan untuk Kanker Serviks

Mitos pertama adalah tentang tidak adanya pencegahan untuk kanker serviks, di mana pada kenyataannya kanker serviks bisa dicegah sedini mungkin. Ada dua cara pencegahan yang bisa dilakukan, yaitu dengan vaksinasi HPV dan deteksi dini dengan Pap smear. Kanker serviks adalah jenis kanker yang dapat dicegah dengan vaksin. Vaksinasi HPV bisa diberikan sejak anak berusia 9 tahun.

Sedangkan Pap smear adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk menemukan kanker pada serviks, bahkan bisa mendeteksi sel-sel abnormal yang mungkin jadi sel kanker. Jadi, dari prosedur ini bisa dilakukan pencegahan atau penanganan secepat mungkin jika memang ada indikasi terkena kanker serviks.

Risiko kanker serviks juga dapat dikurangi dengan menghindari rokok dan paparan asapnya, perilaku seksual juga menjadi salah satu aspek pencegahan yang perlu diperhatikan. Hindari kebiasaan bergonta – ganti pasangan karena salah satu metode penularan virus HPV adalah melalui kontak seksual dengan pasangan yang sudah terinfeksi.

2. Kanker Serviks Menyebabkan Kemandulan

Mandul adalah kondisi yang ditakuti oleh semua orang, karena kemungkinan untuk memiliki anak biologis bisa dikatakan kecil. Ada mitos kalau penderita kanker serviks akan mengalami kemandulan. Sebenarnya pernyataan ini tidak 100% salah, tapi juga tidak semuanya benar.

Karena penanganan atau pengobatan kanker serviks tidak semuanya akan mengganggu kesuburan. Terkecuali untuk penanganan kanker serviks dengan metode operasi pengangkatan rahim atau terapi radiasi panggul karena kedua metode ini memang jelas akan menyebabkan kemandulan.

Jadi, penderita kanker serviks masih bisa memiliki anak biologis selama masih dalam usia produktif. Jadi, mitos ini bisa dikatakan benar apabila melakukan metode yang memang menyebabkan kemandulan.

3. Deteksi Dini Kanker Serviks Tidak Diperlukan Jika Tidak Mengalami Keluhan

Pernyataan ini merupakan salah satu mitos kanker serviks yang masih banyak dipercaya. Deteksi dini justru sangat penting dilakukan untuk menemukan kelainan pada orang yang tidak memiliki keluhan apa pun.

Hal ini karena perubahan abnormal pada sel serviks tidak bisa dirasakan maupun dilihat, sehingga hanya bisa diselidiki melalui pemeriksaan. Jadi, periksakan diri sendiri sebelum muncul keluhan adalah yang terbaik.

4. Hanya Wanita dengan Banyak Pasangan Seksual yang Bisa Terinfeksi HPV

Banyak yang mengira bahwa wanita yang punya banyak pasangan seksual lebih rentan terhadap infeksi HPV, yang berujung pada kanker serviks.

Faktanya, setiap wanita yang telah berhubungan seksual, meski hanya dengan satu pasangan, dapat terpapar HPV, yang dapat berujung pada timbulnya kanker serviks. Karena pada dasarnya, HPV adalah virus yang sangat umum.

Statistik menyebutkan bahwa sekitar 8 dari 10 wanita akan mengalami infeksi HPV pada satu titik sebelum berusia 50 tahun. Jadi, ini merupakan mitos kanker serviks yang tidak perlu Anda percaya lagi.

5. Penderita Kanker Serviks Tidak Ada Harapan Hidup

Jika ada yang mengatakan bahwa penderita kanker serviks tidak akan bisa hidup lama atau memiliki harapan hidup yang baik, maka hal tersebut keliru. Karena pada kenyataannya, peluang hidup untuk penderita kanker serviks ini sendiri terbilang sangat tinggi bila dilakukan deteksi dan penanganan medis yang tepat sejak dini.

Menurut data, setidaknya pasien kanker serviks yang sudah ditangani sedini mungkin memiliki peluang sembuh mencapai 92%. Namun, memang berbeda ketika sudah masuk ke stadium lanjut yang mana tingkat survival rate-nya hanyalah 17% saja. Maka daripada itu, pencegahan dan juga penanganan dini dari kanker serviks sangatlah berperan penting untuk menurunkan risiko kematian akibat penyakit ini.

Jadi, memang sangat disarankan untuk wanita yang sudah masuk usia 20an ke atas, terutama yang sudah pernah berhubungan seksual untuk menjalankan tes deteksi dini kanker serviks.

6. Terinfeksi Virus HPV sudah Pasti Kanker Serviks

Penyebab utama dari kanker serviks adalah virus HPV, di mana masih banyak masyarakat yang percaya jika terinfeksi berarti sudah pasti akan menderita kanker serviks. Padahal virus HPV ini ada 150 jenis dan hanya 2 tipe yang paling sering menjadi penyebab kanker serviks, yaitu HPV tipe 16 dan tipe 18. Maka daripada itu, dibutuhkan pemeriksaan dan/atau pengobatan lebih lanjut jika memang terinfeksi oleh virus ini.

7. Kanker Serviks Sembuh dengan Pengobatan Alami

Mitos yang satu ini pun masih terdengar hingga sekarang. Memang betul ada beberapa bahan alami yang mampu membantu pengobatan kanker serviks. Tapi, belum ada penelitian yang pasti seberapa efektif bahan alami dalam mengobati kanker serviks. Menggunakan bahan alami untuk kanker serviks biasanya dikategorikan sebagai perawatan tambahan di mana penderita kanker serviks tetap harus menjalani pengobatan utama di rumah sakit. Tentu saja, sebelum menggunakan bahan alami, penderita kanker serviks harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter akan bahan-bahan herbal yang digunakan.

Dari mitos dan fakta diatas sudah bisa terlihat bahwa masih banyak masyarakat yang sangat awam akan pencegahan dan penanganan kanker serviks. Dalam upaya mencegah dan mendeteksi dini kanker serviks, tindakan preventif sangatlah penting. Mengingat angka kasus yang terus meningkat, kita perlu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan dan deteksi dini penyakit ini.

Ingatlah bahwa mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Dengan vaksin HPV dan Pap smear, kita dapat mencegah dan mendeteksi kanker serviks sedini mungkin.

Sementara itu, mengadopsi perilaku seksual yang sehat juga menjadi faktor penting dalam pencegahan penyakit ini. Jangan biarkan mitos dan ketidaktahuan menghalangi pencegahan dan pengobatan kanker serviks.

Referensi:

Ramadhaningtyas A, Besral B. Hubungan Seksual Usia Dini Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Serviks. Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan (BIKFOKES), 2020, 1.1: 46-56.

https://www.klikdokter.com/penyakit/penyakit-kanker/kanker-serviks

https://www.klikdokter.com/info-sehat/kanker/mitos-kanker-serviks-yang-bikin-salah-kaprah

https://oneonco.co.id/blog/mitos-dan-fakta-yang-perlu-diketahui-seputar-kanker-serviks

http://www.bccancer.bc.ca/screening/cervix/cervix-health/facts-myths