Zat karsinogenik merupakan kumpulan senyawa kimia yang dapat menyebabkan penyakit kanker atau meningkatkan kemungkinan mutasi sel menjadi kanker. Zat-zat berbahaya ini banyak Anda temui dalam kehidupan sehari-hari baik melalui udara yang dihirup, maupun makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Paparan karsinogen tidak selalu berarti Anda akan terkena kanker. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi, termasuk jumlah dan durasi paparan, paparan faktor lingkungan lain, dan latar belakang genetik individu.
Meski demikian, penting bagi Anda untuk mengurangi paparan zat karsinogen seminimal mungkin agar kesehatan tubuh dapat terus terjaga. Salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan adalah menjaga konsumsi makanan dan minuman sehari-hari.
Simak beberapa makanan yang memiliki sifat karsinogenik untuk dapat Anda waspadai.
1. Gorengan atau Makanan yang Digoreng Terlalu Lama
Gurih, renyah, dan murah menjadikan gorengan salah satu jenis kudapan favorit orang Indonesia. Sayangnya, seringkali gorengan diproses menggunakan minyak jenuh yang telah digunakan berulang-ulang sehingga menyebabkan bahaya bagi tubuh.
Makanan yang digoreng dengan minyak bekas pada suhu yang tinggi dapat menghasilkan zat akrilamida yang berisiko terhadap kanker. Menurut sebuah studi di tahun 2020, akrilamida merusak DNA dan menyebabkan apoptosis atau kematian sel.
Mengkonsumsi banyak gorengan juga meningkatkan risiko Anda akan diabetes tipe 2 dan obesitas. Kondisi ini dapat meningkatkan peradangan pada sel-sel tubuh yang selanjutnya meningkatkan risiko kanker.
2. Sate atau Makanan yang Dibakar Terlalu Lama
Makanan yang dimasak dengan api, terutama api terbuka dengan arang, berisiko terpapar dua karsinogen utama, yaitu heterocyclic aromatic amines (HCAs) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs).
Hal ini dapat ditemui pada daging sate yang tampak menghitam atau gosong. HCAs dan PAHs terbentuk dari temperatur yang tinggi dan waktu pemanggangan yang cukup lama. Apabila dikonsumsi, kedua zat ini menyebabkan perubahan DNA yang dapat meningkatkan risiko kanker.
Untuk meminimalkan paparan zat-zat tersebut, Anda dapat membatasi konsumsi sate dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, ketika mengkonsumsinya Anda dapat menghindari bagian daging yang gosong.
3. Daging Olahan dan Daging Merah
World Health Organization (WHO) telah mengklasifikasikan daging olahan termasuk ham, bacon, salami, dan sosis sebagai karsinogen Grup 1. Hal ini berarti terdapat bukti kuat bahwa daging olahan menyebabkan kanker, di antaranya risiko kanker usus dan perut.
Sementara itu, daging merah, seperti daging sapi, domba dan babi, diklasifikasikan sebagai karsinogen Grup 2A yang berarti kandungan di dalamnya memiliki kemungkinan menyebabkan kanker.
Meski demikian, bukan berarti Anda harus serta merta menghentikan konsumsi daging merah. Daging merah berkualitas yang diolah dengan metode yang tepat juga dapat memberikan Anda berbagai nutrisi seperti protein, vitamin B-12, dan zat besi.
4. Mie Instan
Mie instan merupakan salah satu makanan kemasan yang menjamur di sekitar kita. Karena proses pembuatannya yang instan, rasa yang beragam, serta harga yang murah, mie instan seringkali menjadi pilihan konvensional untuk konsumsi sehari-hari.
Tetapi faktanya, mie instan ini sangat minim gizi sehingga konsumsi yang berlebihan dapat mengakibatkan kekurangan nutrisi untuk menunjang kesehatan. Selain itu, bahan-bahan pengawet dalam mie instan dapat menumpuk di dalam tubuh dan meningkatkan risiko tumbuhnya kanker.
Demi menjaga kesehatan Anda, batasi konsumsi mie instan dan perbanyak makan olahan bahan pangan segar yang diproses secara aman.
5. Minuman Soda & Bubuk Instan
Minuman soda berkarbonasi atau minuman instan dalam bentuk bubuk sering dijumpai sebagai pelengkap makanan di sekitar kita. Meski rasanya menyegarkan, konsumsi terlalu banyak soda dan minuman bubuk dapat membahayakan tubuh Anda.
Hal ini karena diketahui kandungan gula pada minuman soda dan bubuk mengandung sirup jagung fruktosa tinggi (HFCS), pewarna buatan, dan banyak bahan kimia lainnya.
Terlalu banyak kandungan gula dalam tubuh dapat menyebabkan resistensi insulin yang kemudian berakibat pada kelebihan berat badan atau obesitas. Dalam kondisi obesitas, lemak berlebih akan menumpuk pada sel, sehingga meningkatkan risiko sel untuk rusak dan terkena kanker.
Cara Cegah Paparan Karsinogenik pada Makanan
Zat-zat karsinogenik pada makanan di sekitar Anda umumnya terbentuk pada saat proses pengolahan, seperti saat penggorengan atau pemanggangan pada suhu tinggi yang terlalu lama.
Meski begitu, paparan zat-zat berbahaya ini dapat diminimalkan dengan pengolahan yang benar. Simak beberapa teknik mengolah bahan pangan berikut agar lebih aman dikonsumsi dan bernutrisi bagi tubuh.
- Masak dengan metode slow cooking, pressure cooking, atau merebus
- Hindari memasak di api terbuka, gunakan api maksimal 115 derajat celcius saja
- Jangan memanggang terlalu lama dan buang bagian yang terlalu gosong
- Batasi penggunaan minyak goreng maksimal 2 kali pemakaian ulang
- Menggunakan wadah yang aman saat memanaskan di microwave
Demikian artikel mengenai beragam makanan sehari-hari yang mengandung zat karsinogenik dan dapat menimbulkan risiko kanker.
Tanpa disadari, paparan zat-zat berbahaya ada di sekitar kita setiap harinya, mulai dari makanan maupun udara. Untuk memastikan tubuh terhindar dari risiko kanker yang berbahaya, hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah melakukan pemeriksaan berkala.
Bersama One Onco, Anda dapat memesan layanan deteksi kanker dini sesuai dengan kebutuhan. Bekerja sama dengan rumah sakit, klinik, dan laboratorium di seluruh Indonesia, Anda hanya cukup klik di sini dan tentukan fasilitas kesehatan sesuai domisili!. One Onco juga menyediakan fitur belanja sehat yang memudahkan anda untuk mendapatkan berbagai kebutuhan untuk pasien kanker seperti Nutrican.