Kehidupan Seksual Setelah Kanker Prostat

Kanker prostat akan mengubah kehidupan seksual penderitanya, baik karena penyakit kankernya sendiri, atau akibat dari pengobatan yang dijalani. Banyak perubahan yang akan memberikan dampak fisik dan mental kepada penderitanya, maka diperlukan pengetahuan berlebih tentang perubahan yang akan terjadi dalam kehidupan seksual penderita kanker. Perubahan organ seksual, hasrat seksual, fungsi seksual, kualitas hidup, bahkan pandangan terhadap tubuh akan terdampak akibat kanker, sehingga masalah tersebut disarankan untuk dibicarakan dengan pasangan dan tim dokter yang menangani kasus penderita.

Proses hubungan intim dapat terjadi apabila pria dapat melalui 2 proses, yaitu ereksi dan ejakulasi. Ereksi (batang penis tegak) dapat dipertahankan untuk waktu yang lama, dan ejakulasi terjadi ketika batang penis pria berada di dalam liang vagina perempuan. Kedua fungsi ini dipengaruhi oleh prostat yang terletak di bawah kandung kemih, dan mengelilingi uretra (saluran kencing tempat keluarnya urin dari kandung kemih). Organ ini menjadi lokasi penyampuran sperma dengan cairan dari prostat dan vesika seminalis, dan membentuk semen.

Efek samping dari pilihan tatalaksana kanker prostat terkait dengan fungsi seksual adalah :

1. Pembedahan, yang dapat menyebabkan gangguan ereksi (disfungsi ereksi) ataupun ejakulasi. Operasi kanker yang melibatkan pengangkatan prostat dan vesika seminalis, menyebabkan hilangnya organ yang dapat memproduksi semen. Selain itu operasi juga dapat menyebabkan kerusakan saraf yang berasal dari saraf tulang belakang (medulla spinalis) dan berfungsi dalam mengatur emisi (saat sperma dan cairan vesika seminalis bercampur menjadi semen). Saraf di bagian samping prostat juga dapat mengalami kerusakan dan menyebabkan gangguan ereksi.

2. Terapi radiasi dapat menyebabkan gangguan ereksi, tergantung dari dosis radiasi yang diberikan ke bagian panggul penderita. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pembuluh darah yang menyebabkan sulitnya menegakkan batang penis, atau kerusakan saraf yang mengatur terjadinya ereksi. Radiasi juga dapat menyebabkan penurunan produksi semen, sehingga kemungkinan terjadinya kehamilan melalui hubungan intim menurun.

3. Terapi hormon, berupa Androgen Deprivation Therapy (ADT) akan menurunkan jumlah Testosteron, dan menyebabkan penurunan hasrat seksual dan disfungsi ereksi. Setelah ADT dihentikan, kembalinya fungsi ereksi yang normal tidak dapat dipastikan.

4. Kemoterapi, terapi target, atau terapi imun dapat menurunkan produksi Testosteron, dan menyebabkan kerusakan saraf yang terlibat dalam fungsi ereksi. Level hormon diduga dapat kembali ke batas normal setelah pengobatan dihentikan.

Keinginan/hasrat seksual juga dapat mengalami perubahan oleh berbagai sebab, seperti :

1.  Masalah fisik, seperti ejakulasi prematur atau terhambat, dan nyeri saat berhubungan intim dapat menurunkan keinginan seksual penderita. Nyeri organ intim dapat terjadi apabila prostat atau saluran kemih mengalami iritasi akibat pengobatan kanker, dan membuat ejakulasi terasa nyeri. 

2. Terapi hormon, akan menyebabkan penurunan jumlah Testosteron untuk menghambat pertumbuhan kanker. Terapi ini akan menyebabkan penurunan libido (hasrat seksual), penurunan massa otot, mudah lelah, dan dapat membuat pria merasa kurang maskulin.

Tindakan yang dapat dilakukan terkait masalah seksual yang dialami penderita kanker prostat adalah :

1. Komunikasi

Ajukan pertanyaan terkait kehidupan seksual sebelum tindakan penanganan kanker dilakukan, atau segera setelah tindakan dilakukan. Pelajari kondisi yang dialami, tindakan pengobatan yang akan dilakukan, bicarakan dengan dokter dan pasangan. Pasangan penderita sebaiknya dilibatkan dalam pengambilan keputusan pengobatan.

2. Farmakologis

Disfungsi ereksi dapat diobati dengan pil, yang akan meningkatkan aliran darah ke penis dan mempertahankan ereksi. 

3. Injeksi Penis

Beberapa obat dapat disuntikkan melalui jarum halus ke bagian tepi kiri dan kanan penis, beberapa menit sebelum hubungan seksual dilakukan, untuk membantu terjadinya ereksi. Injeksi obat pertama kali umumnya dilakukan di tempat praktik dokter, dan dokter akan mengajarkan cara melakukan injeksi sehingga pasien dapat melakukannya sendiri untuk penggunaan selanjutnya.

4. Pelet Urethra

Pelet kecil (atau supositoria) berisi obat akan dimasukkan melalui lubang kencing  dan masuk ke saluran kencing. Obat tersebut akan meleleh, dan masuk ke jaringan penis untuk memicu terjadinya ereksi.

5. Alat Vakum Ereksi

Alat vakum ereksi dapat membantu disfungsi ereksi atau pemendekkan penis. Alat ini diletakkan mengelilingi penis, kemudian dilakukan proses pengisapan udara yang membantu tertariknya darah ke jaringan penis. Setelahnya ereksi terjadi maka alat vakum akan dilepas, kemudian ereksi dapat dipertahankan dengan meletakkan sebuah cincin khusus pada pangkal penis.

6. Implan penis

Tindakan ini dilakukan apabila metode pengobatan lainnya tidak bekerja. Sebuah tabung dengan mekanisme khusus akan diletakkan di dalam penis, sehingga ereksi dapat terjadi apabila pompa khusus dari mekanisme tersebut diaktifkan. Pemasangan implant wajib dibicarakan dengan dokter untuk mengetahui manfaat dan risikonya.

7. Terapis Seksual

Terapis seksual yang ahli dapat membantu memberikan saran dalam hal teknik hubungan seksual untuk membantu stimulus ereksi. 

8. Rehabilitasi penis

Penis dapat menjadi lebih kecil setelah operasi pengangkatan prostat, karena adanya perubahan aliran darah, luka, ataupun perubahan jaringan penis. Hingga saat ini, belum ditemukan cara mencegah atau mengobati mengecilnya penis, namun dapat dilakukan rehabilitasi penis untuk mengurangi pemendekkan ukuran batang penis, atau penggunaan alat vakum.

9. Psikologis

Beberapa teman atau pasangan akan menghindar secara emosional dari penderita kanker, dan seringkali menghentikan hubungan antara keduanya. Pengobatan kanker dapat mengubah proses hubungan seksual sehingga tidak berjalan seperti sediakala, namun hal tersebut dapat dibicarakan agar kedua pihak saling memahami kondisi dan kebutuhan yang ada, dan mencoba yang terbaik untuk memenuhinya. Hubungan seksual sendiri dapat memberikan rasa sakit atau membuat penderita kanker merasa lemah, maka ada baiknya diperlukan variasi posisi seksual agar setiap pasangan dapat menikmati hubungan seksual yang terjadi.

Sumber:

1. American Cancer Society. Cancer, sex, and the male body [Internet]. [cited 2022 Jan 21]. Available from: https://www.cancer.org/treatment/treatments-and-side-effects/physical-side-effects/fertility-and-sexual-side-effects/sexuality-for-men-with-cancer/how-male-body-works-sexually.html 

2. American Cancer Society. How cancer can affect erections [Internet]. [cited 2022 Jan 21]. Available from: https://www.cancer.org/treatment/treatments-and-side-effects/physical-side-effects/fertility-and-sexual-side-effects/sexuality-for-men-with-cancer/erections-and-treatment.html

3. American Cancer Society. How cancer can affect ejaculation [Internet]. [cited 2022 Jan 21]. Available from: https://www.cancer.org/treatment/treatments-and-side-effects/physical-side-effects/fertility-and-sexual-side-effects/sexuality-for-men-with-cancer/ejaculation-and-treatment.html

4. American Cancer Society. Cancer can affect male sexual desire and response [Internet]. [cited 2022 Jan 21]. Available from: https://www.cancer.org/treatment/treatments-and-side-effects/physical-side-effects/fertility-and-sexual-side-effects/sexuality-for-men-with-cancer/treatment-and-desire-and-response.html 

5. O’Connor SR, Flannagan C, Parahoo K, Steele M, Thompson S, Jain S, et al. Efficacy, use, and acceptability of a web-based self-management intervention designed to maximize sexual well-being in men living with prostate cancer: Single-Arm Experimental Study. J Med Internet Res. 2021 Jul 26;23(7):e21502.

6. American Cancer Society. Managing Male Sexual Problems Related to Cancer [Internet]. [cited 2022 Feb 14]. Available from: https://www.cancer.org/treatment/treatments-and-side-effects/physical-side-effects/fertility-and-sexual-side-effects/sexuality-for-men-with-cancer/sex-problems.html