Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling dikenal dan sering dikaitkan dengan perempuan. Pandangan ini telah mengakar kuat dalam budaya dan persepsi masyarakat, sehingga menimbulkan stigma bahwa kanker payudara adalah penyakit yang hanya menyerang wanita. Padahal, meskipun relatif jarang, pria juga dapat mengidap kanker payudara. Ketidaktahuan dan stereotip ini tidak hanya menghambat upaya deteksi dini pada pria, tetapi juga berdampak pada penanganan dan dukungan psikososial bagi mereka yang terdampak.
Daftar Isi
- Pengertian Kanker Payudara
- Kanker Payudara pada Pria
- Stigma dan Miskonsepsi: “Kanker Payudara Hanya Menyerang Perempuan”
- Pentingnya Kesadaran dan Deteksi Dini
Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara adalah kondisi medis yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal pada jaringan payudara. Pada perempuan, perkembangan jaringan payudara yang lebih besar membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit ini. Namun, pria pun memiliki jaringan payudara meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit, yang berarti mereka juga memiliki potensi untuk mengembangkan kanker di area tersebut.
Kanker Payudara pada Pria
Meskipun hanya sekitar 1% dari seluruh kasus kanker payudara terjadi pada pria, keberadaan penyakit ini tetap signifikan. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada pria meliputi:
- Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau mutasi genetik (misalnya, mutasi pada BRCA1 dan BRCA2) dapat meningkatkan risiko.
- Paparan Hormon: Kondisi yang menyebabkan peningkatan kadar estrogen, seperti obesitas atau gangguan hati, dapat memengaruhi risiko kanker payudara.
- Usia: Risiko kanker payudara pada pria cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.
- Paparan Radiasi: Riwayat paparan radiasi pada dada juga dapat menjadi faktor pemicu.
Stigma dan Miskonsepsi: “Kanker Payudara Hanya Menyerang Perempuan”
Stigma bahwa kanker payudara hanya menyerang perempuan telah lama beredar di masyarakat. Beberapa dampak dari stigma tersebut antara lain:
- Kurangnya Kesadaran pada Pria: Banyak pria yang merasa “kanker payudara” bukanlah sesuatu yang relevan bagi mereka, sehingga gejala seperti benjolan atau perubahan pada area payudara cenderung diabaikan.
- Keterlambatan Diagnosis: Anggapan bahwa kanker payudara adalah penyakit perempuan dapat menyebabkan pria terlambat mencari bantuan medis, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan diagnosis pada stadium lanjut.
- Dampak Psikologis: Pria yang didiagnosis dengan kanker payudara sering menghadapi perasaan malu, kebingungan, dan isolasi karena merasa penyakit ini “tidak sesuai” dengan identitas gender mereka.
Menghilangkan stigma tersebut melalui edukasi dan peningkatan kesadaran sangat penting, baik di kalangan masyarakat umum maupun di lingkungan medis. Informasi yang akurat dapat mendorong pemeriksaan secara rutin dan membantu dalam penanganan lebih awal, yang pada akhirnya meningkatkan peluang pengobatan yang berhasil.
Pentingnya Kesadaran dan Deteksi Dini
Untuk mengatasi miskonsepsi dan memastikan penanganan yang tepat, beberapa langkah strategis dapat dilakukan:
- Edukasi Masyarakat: Kampanye kesehatan melalui media massa, seminar, dan program penyuluhan harus menekankan bahwa kanker payudara juga dapat terjadi pada pria.
- Pemeriksaan Mandiri: Pria, terutama yang memiliki faktor risiko tertentu atau riwayat keluarga, dianjurkan untuk memeriksa area payudara secara berkala guna mendeteksi adanya perubahan atau benjolan.
- Konsultasi Medis: Jika ditemukan gejala seperti benjolan, nyeri, atau perubahan pada kulit di area payudara, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
- Pelatihan Tenaga Kesehatan: Dokter dan tenaga medis perlu dilatih untuk mengenali tanda-tanda kanker payudara pada pria, sehingga dapat memberikan diagnosis dan penanganan yang tepat tanpa terpengaruh oleh stereotip gender.
Meskipun kanker payudara lebih umum terjadi pada perempuan, kenyataannya penyakit ini juga dapat menyerang pria. Stigma bahwa kanker payudara adalah “penyakit wanita” dapat mengakibatkan kurangnya kesadaran, keterlambatan diagnosis, dan penanganan yang tidak optimal pada pria. Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi masyarakat dan tenaga medis mengenai fakta ini, serta mendorong deteksi dini agar setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, mendapatkan kesempatan penanganan yang terbaik. Upaya bersama melalui kampanye kesehatan, pemeriksaan rutin, dan dukungan psikologis sangat diperlukan untuk mengurangi beban penyakit ini di seluruh lapisan masyarakat.
Sumber
- World Health Organization. Breast cancer [Internet]. 2024 [cited 2025 Jan 30]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/breast-cancer
- Ahmed Khattab, Sarang Kashyap; Dulabh K. Monga. Male Breast Cancer. National Institutes of Health (NIH). 2024. [cited 2025 January 30] Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526036/
- Giordano SH. A review of the diagnosis and management of male breast cancer. The Oncologist. 2005;10(7):471-9. [cited 2025 Jan 30]. Available from: https://doi.org/10.1634/theoncologist.10-7-471