Virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan HIV yang dapat menyebabkan penyakit AIDS merupakan dua dari sekian banyak virus yang dapat mengancam kesehatan para perempuan di seluruh dunia. Umumnya, tidak banyak yang mengetahui tentang hubungan antara kanker serviks dan HIV, padahal jika melansir data yang dirilis di situs WHO, perempuan yang hidup dengan HIV memiliki risiko terkena kanker serviks 6 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan tanpa HIV.
Tentunya hal ini perlu menjadi perhatian kita semua, terutama bagi perempuan yang ingin terhindar dari kanker serviks. Oleh karena itu, dalam artikel ini kita akan membahas secara beberapa fakta terkait hubungan antara kanker serviks dan HIV.
Hubungan Antara Kanker Serviks dan HIV
Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai hubungan kanker serviks dengan HIV menurut informasi yang dilansir dari United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) :
- Menurut pernyataan WHO, wanita yang mengalami infeksi HPV memiliki risiko 2 kali lebih tinggi untuk terinfeksi HIV dibandingkan dengan wanita tanpa infeksi HPV.
- Berdasarkan sebuah penelitian yang dirilis oleh PubMed, Wanita yang hidup dengan HIV memiliki risiko tinggi mengalami infeksi HPV yang persisten. Hal ini menunjukkan bahwa HIV dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi HPV dan meningkatkan risiko perkembangan kanker serviks.
- Sekitar 5% dari semua kasus kanker serviks dapat dikaitkan dengan infeksi HIV. Hal ini disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang didasarkan oleh sebuah studi oleh The Lancet Global Health yang membahas tentang perkiraan terbaru mengenai beban kanker serviks yang diasosiasikan dengan HIV
- DIlansir dari sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh PubMed, kanker serviks berkembang setidaknya 2 kali lebih cepat pada wanita dengan infeksi HIV yang tidak diobati dibandingkan dengan wanita lainnya. Memulai pengobatan HIV sejak dini dan disiplin dalam menjalankan pengobatan dapat mengurangi insidens dan perkembangan lesi pra-kanker pada serviks.
Meskipun HIV maupun HPV adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang berbeda, akan tetapi pada umumnya penyebaran kedua virus tersebut terjadi melalui kontak seksual. Menurut informasi yang dilansir dari website WebMD, infeksi kedua virus tersebut dapat terjadi tanpa disadari dan menyebar tanpa disadari. Pada infeksi HPV, gejala mungkin saja tidak terlihat selama bertahun-tahun.
Kemungkinan Komplikasi Ketika Seseorang Mengidap HIV dan Kanker Serviks
Menurut informasi yang didapatkan dari WebMD, 9 dari 10 kasus infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya, biasanya dalam waktu 2 tahun. Namun, jika infeksi tidak sembuh, maka hal tersebut dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks dan penyakit lainnya.
Jika sistem kekebalan tubuh Anda sehat, biasanya dibutuhkan waktu 15-20 tahun bagi kanker serviks untuk berkembang. Namun, jika Anda hidup dengan HIV dan kekebalan tubuh yang melemah, proses ini dapat berlangsung hanya dalam waktu 5-10 tahun.
Risiko lainnya meliputi:
- Peluang yang lebih tinggi untuk pertumbuhan kanker yang lebih cepat
- Kemungkinan lebih rendah bagi tumor atau sel kanker untuk menyusut
- Lebih mungkin bagi kanker untuk kembali setelah pengobatan
CDC sendiri mencantumkan kanker serviks sebagai “penyakit yang mendefinisikan AIDS”. Hal ini dapat diartikan jika Anda mengalami kanker serviks, Anda mungkin bisa didiagnosis dengan bentuk infeksi HIV yang lebih parah atau yang dikenal sebagai AIDS. Selain itu, orang yang memiliki HIV dan kanker serviks memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk meninggal dunia dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kedua kondisi tersebut sekaligus.
Cara Menghindari Kanker Serviks Bagi Pengidap HIV
Vaksinasi HPV sedini mungkin merupakan salah satu langkah pencegahan kanker serviks yang umum dilakukan. Namun, bagi wanita yang mengidap HIV, selain vaksinasi, juga terdapat beberapa langkah atau tindakan lain yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya kanker serviks yang dapat membahayakan nyawa, berikut adalah panduan yang dilansir dari WHO guideline for screening and treatment of cervical pre-cancer lesions for cervical cancer prevention, Second edition :
- WHO merekomendasikan pencegahan kanker serviks bagi perempuan yang hidup dengan HIV: pendeteksian DNA HPV dalam skrining, tes lanjutan, dan pendekatan pengobatan yang dimulai pada usia 25 tahun dengan skrining rutin setiap 3 hingga 5 tahun; pendekatan ini menggunakan deteksi DNA HPV sebagai tes skrining utama, WHO sendiri merekomendasikan penggunaan jenis genotipe parsial, kolposkopi, Inspeksi Visual Asam Asetat atau sitologi untuk tes lanjutan pada perempuan setelah terdapat hasil positif dari tes DNA HPV.
- Perempuan yang hidup dengan HIV dan menunjukkan hasil positif pada tes skrining utama DNA HPV dan kemudian hasil negatif pada tes lanjutan, harus diuji kembali dengan tes DNA HPV setelah 12 bulan, dan jika hasilnya negatif, lanjutkan ke interval skrining rutin yang direkomendasikan oleh dokter.
Dalam rangka mencegah kanker serviks, langkah-langkah pencegahan yang tepat sangatlah penting. Menurut rekomendasi WHO, penting bagi perempuan yang hidup dengan HIV untuk menjalani vaksinasi HPV dan melakukan deteksi dini kanker serviks secara teratur. Vaksinasi HPV dapat membantu melindungi terhadap infeksi virus yang merupakan penyebab utama kanker serviks. Sedangkan deteksi dini kanker serviks dapat memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi perubahan sel pra-kanker atau kanker secara awal, meningkatkan peluang kesembuhan.
Salah satu cara untuk mendapatkan layanan deteksi dini yang berkualitas adalah melalui One Onco. Layanan deteksi dini One Onco dapat memberikan pemeriksaan yang akurat dan tindak lanjut yang tepat jika ditemukan hasil yang abnormal. Ingatlah, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Dengan melakukan vaksinasi HPV dan menjalani deteksi dini kanker serviks secara teratur, kita dapat melindungi diri kita sendiri dan mengurangi risiko terkena kanker serviks.
Jangan tunda lagi, ambil langkah preventif sekarang juga. Jaga kesehatan diri sendiri maupun orang – orang tercinta anda dan lakukan tindakan deteksi dini kanker melalui One Onco untuk melindungi kita semua dari kanker serviks. Anda juga dapat memanfaatkan layanan belanja sehat yang disesdiakan oleh one onco, dimana anda dapat membeli berbagai macam produk yang dibutuhkan oleh pasien kanker seperti misalnya Nutrican untuk pemenuhan nutrisi penderita kanker.
Referensi
Denslow, S. A., Rositch, A. F., Firnhaber, C., Ting, J., & Smith, J. S. (2014). Incidence and progression of cervical lesions in women with HIV: a systematic global review. International journal of STD & AIDS, 25(3), 163–177. https://doi.org/10.1177/0956462413491735
Ellerbrock, T. V., Chiasson, M. A., Bush, T. J., Sun, X. W., Sawo, D., Brudney, K., & Wright, T. C., Jr (2000). Incidence of cervical squamous intraepithelial lesions in HIV-infected women. JAMA, 283(8), 1031–1037. https://doi.org/10.1001/jama.283.8.1031
Kojic, E. M., Rana, A. I., & Cu-Uvin, S. (2016). Human papillomavirus vaccination in HIV-infected women: need for increased coverage. Expert review of vaccines, 15(1), 105–117. https://doi.org/10.1586/14760584.2016.1110025
Stelzle, D., Tanaka, L. F., Lee, K. K., Ibrahim Khalil, A., Baussano, I., Shah, A. S. V., McAllister, D. A., Gottlieb, S. L., Klug, S. J., Winkler, A. S., Bray, F., Baggaley, R., Clifford, G. M., Broutet, N., & Dalal, S. (2021, February). Estimates of the global burden of cervical cancer associated with HIV. The Lancet Global Health, 9(2), e161–e169. https://doi.org/10.1016/s2214-109x(20)30459-9
https://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/HIV-and-cervical-cancer_en.pdf
https://www.unaids.org/en/resources/presscentre/featurestories/2019/may/20190531_cervical-cancer-hiv
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cervical-cancer