Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering dijumpai pada wanita dan juga menjadi penyebab kematian kedua karena kanker di Indonesia. Lebih dari 80% dari kanker payudara di Indonesia didiagnosis pada stadium lanjut sehingga angka kesakitan dan kematian menjadi lebih tinggi. Keadaan ini menjadi lebih kompleks dengan fakta bahwa pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai kanker payudara dan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) atau menggunakan modalitas radiologi seperti mamografi atau ultrasonografi masih minim.
Padahal dengan menemukan kanker payudara secara dini dan kemudian diberikan pengobatan kanker sesuai dengan kondisi individual termasuk strategi paling penting untuk menurunkan kesakitan dan kematian karena kanker payudara. Kanker payudara yang ditemukan lebih awal saat ukurannya masih kecil dan belum menyebar, lebih mungkin diobati secara optimal sehingga meningkatkan harapan hidup pasien. Harapan hidup pasien selama 5 tahun pada stadium dini dapat mencapai lebih dari 80%. Untuk itu, pemeriksaan skrining secara rutin merupakan cara yang dapat dipercaya untuk menemukan kanker payudara lebih awal.
Terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk skrining kanker payudara. Selain SADARI, periksa payudara secara klinis (SADANIS) juga dapat dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih (dokter atau bidan) setiap 1-3 tahun sekali, dimulai pada usia ≥ 25 tahun. Bagi mereka yang mendapati adanya perubahan atau kelainan pada saat SADARI, dianjurkan untuk melanjutkan SADANIS untuk memastikan lebih lanjut apakah kemungkinan terdapat keganasan atau bukan. Apabila saat dilakukan SADANIS, terdapat adanya kelainan, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan dengan ultrasonografi maupun mamografi.
Pemeriksaan ultrasonografi payudara menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran struktur payudara. Pemeriksaan ini termasuk aman, tidak sampai merusak jaringan, dan tidak menggunakan radiasi. Prosedurnya juga tidak memerlukan persiapan khusus, gunakan baju yang longgar dan nyaman, serta tidak memakai perhiasan saat dilakukan pemeriksaan. Ultrasonografi payudara bermanfaat untuk membedakan massa padat atau kistik tetapi tidak dapat mendeteksi kalsifikasi halus (mikrokalsifikasi/deposit kalsium). Selain itu, juga dapat mendeteksi massa di kelenjar getah bening daerah leher yang sulit teraba secara klinis. Pemeriksaan ini dikatakan memiliki akurasi yang lebih tinggi pada payudara yang padat (memiliki densitas kelenjar yang tinggi) dengan sensitivitas 88% dibandingkan mamografi yang memiliki sensitivitas sebesar 56%. Payudara yang padat sering dijumpai pada wanita berusia di bawah 50 tahun dan lebih sering ditemukan pada populasi Asia dibandingkan Eropa atau Amerika sehingga lebih mewakili karakteristik payudara masyarakat Indonesia.
Pemeriksaan mamografi menggunakan sinar X untuk menggambarkan jaringan payudara. Sebelum melakukan pemeriksaan ini, jadwalkan hari di mana payudara tidak terasa nyeri (sekitar 1 minggu setelah menstruasi), hindari menggunakan deodoran/bedak/pelembab di ketiak atau payudara, dan siapkan obat anti-nyeri. Pada pemeriksaan ini, payudara diposisikan di antara 2 pelat yang akan menekan dan meratakan payudara. Pemeriksaan ini dapat menemukan tumor berukuran sangat kecil yang sulit teraba ataupun mikrokalsifikasi. Mammografi dapat dimulai pada usia 40 tahun dan disarankan untuk dilakukan 1-2 tahun sekali. Namun, mamografi kurang terpilih untuk wanita dengan jaringan payudara yang padat karena baik tumor dan jaringan payudara terlihat berwarna putih pada hasil mamografi. Rasa nyeri dapat dialami selama prosedur dan kemungkinan pajanan radiasi dijumpai dari pemeriksaan ini.
Pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging) payudara yang menggunakan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar yang detil. MRI dilakukan pada wanita dengan risiko tinggi terkena kanker payudara seperti memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarga atau memiliki kelainan genetik yang diturunkan misalnya BRCA1 atau BRCA2. Pemeriksaan ini dan mammografi setiap tahun dapat dimulai pada usia lebih muda (30 tahun).
Selain manfaat yang dapat diperoleh dari skrining, terdapat pula risikonya. Risiko dari skrining kanker payudara adalah hasil positif palsu di mana dokter melihat adanya sesuatu seperti kanker tetapi sebenarnya bukan kanker. Hal ini tentunya berdampak pada dilakukannya pemeriksaan lainnya yang bisa saja mahal biayanya, bersifat invasif (menyebabkan kerusakan jaringan), membutuhkan waktu, serta menyebabkan kecemasan bagi yang bersangkutan. Hasil negatif palsu juga mungkin dijumpai, mamografi juga dapat melewatkan beberapa kanker (1 dari 5 kanker), yang nantinya menyebabkan penundaan dalam menemukan tumor dan mendapatkan pengobatan yang sesuai.
Komunikasikan terkait manfaat dan risiko dari skrining kanker payudara, pemeriksaan skrining yang sesuai, kapan memulai pemeriksaan skrining, dengan dokter Anda. Pemeriksaan skrining kanker payudara dapat membantu menemukan kanker payudara pada stadium lebih awal sehingga relatif lebih mudah diberikan pengobatan dan harapan hidupnya lebih baik.
Referensi
1.Rahayu RF, Ropitasari, Prabata A, Maharina L. Karakteristik hasil ultrasonografi payudara pada program deteksi dini kanker payudara di kota Solo. Agrihealth: Journal of Agri-food, Nutrition and Public Health 2020;1(1):1-6.
2.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
3.Ramadhania DA. Pemeriksaan radiologi untuk deteksi kanker payudara. CDK 2017;4:226-9.
4.NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Breast cancer screening and diagnosis. Version 1.2021 [cited 2021 May 25]. Available from: https://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/breast-screening.pdf
5.Panduan Nasional Penanganan Kanker. Kanker payudara. Versi 1.0 2015 [cited 2021 May 25]. Available from: https://www.poijaya.org/wp-content/uploads/2021/03/PPKPayudara.pdf
6.Breast cancer screening (PDQ®)-Patient version. National Cancer Institute [Internet]. 2020 Dec 16 [cited 2021 May 25]. Available from: https://www.cancer.gov/types/breast/patient/breast-screening-pdq
7.What is breast cancer screening? CDC [Internet]. 2020 Sept 14 [cited 2021 May 25]. Available from: https://www.cdc.gov/cancer/breast/basic_info/screening.htm
8.American Cancer Society recommendations for the early detection of breast cancer. American Cancer Society [Internet]. 2021 Apr 22 [cited 2021 May 25]. Available from: https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer/screening-tests-and-early-detection/american-cancer-society-recommendations-for-the-early-detection-of-breast-cancer.html
9.Mammogram. Mayo Clinic [Internet]. 2019 July 31 [cited 2021 Sept 14]. Available from: https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/mammogram/about/pac-20384806