Kolostomi bagi pasien kanker kolorektal adalah prosedur pembedahan yang dilakukan umumnya setelah operasi kolektomi (pengangkatan usus besar), apabila banyak bagian usus besar yang diangkat dan diduga dapat mengakibatkan gangguan proses defekasi. Bagian ujung usus besar akan disambungkan ke lubang di kulit perut dan membentuk stoma. Stoma akan disambungkan dengan kantong penampung tinja yang menggantung di bagian perut. Kolostomi dapat bersifat sementara (3-6 bulan) atau permanen, dan durasi pemasangan kolostomi berbeda bagi setiap penderita kanker.
Tidak seperti anus, stoma tidak memiliki katup dan otot yang dapat mengatur keluarnya tinja, sehingga tinja akan keluar dari stoma tanpa kendali pasien. Stoma juga tidak memiliki ujung saraf, sehingga lubang tersebut tidak menyebabkan nyeri atau perasaan tidak nyaman. Meskipun tinja tidak keluar melalui anus, namun terkadang mucus (lendir) dapat keluar melalui anus dan hal ini merupakan kejadian normal.
Usus besar berfungsi untuk menyerap cairan, sedangkan seluruh nutrisi yang dibutuhkan tubuh diserap di usus halus, sehingga pemasangan kolostomi tidak akan mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh. Lokasi pemasangan kolostomi juga perlu diperhatikan, apabila lokasi pemasangan kolostomi (pemotongan usus besar) semakin jauh dari anus, semakin sedikit air yang akan diserap oleh usus besar, sehingga konsistensi tinja akan menjadi lebih lembut, atau cair.
Kantong penampung tinja yang baik bagi kolostomi penting untuk diperhatikan, umumnya dapat memiliki kualitas seperti :
1. Keamanan terjamin, dengan segel tahan kebocoran yang dapat bertahan selama 3 hari
2. Resisten terhadap bau menyengat
3. Melindungi kulit di sekitar stoma
4. Tidak dapat terlihat dibalik pakaian
5. Pemasangan dan pelepasannya mudah
6. Kantong dapat tetap dipakai saat mandi atau kontak dengan air.
Stoma dapat dipakai saat mandi, karena kontak dengan udara, air atau sabun tidak akan merusak kualitas stoma. Namun, perlu diperhatikan bahwa sabun dapat mempengaruhi lapisan pelindung kulit, sehingga kulit di sekitar stoma sebaiknya cukup dibersihkan dengan air. Kulit di sekitar stoma yang terpapar sabun sebaiknya dibilas dengan air bersih. Kantong tidak perlu dan tidak direkomendasikan untuk dilepas saat mandi, karena ada risiko kebocoran tinja melalui stoma yang tidak dapat dikendalikan.
Pengguna kolostomi perlu menghubungi dokter atau perawat pada kondisi :
– Rasa kram perut lebih dari 2 atau 3 jam
– Mual dan muntah terus menerus
– Tidak adanya tinja yang keluar dalam 4-6 jam disertai kram dan mual
– Keluarnya lendir cair yang berlangsung lebih dari 5 atau 6 jam
– Bau tidak sedap yang bertahan lebih dari 1 minggu (mungkin merupakan tanda infeksi)
– Luka apapun pada stoma
– Iritasi kulit berat atau luka yang dalam pada kulit
– Perdarahan dalam jumlah besar dari stoma
– Perdarahan terus menerus pada titik bertemunya stoma dan kulit
– Perubahan abnormal pada ukuran atau warna stoma
– Kelainan apapun pada ostomi penderita