Radioterapi Kanker Serviks: Prosedur, Efek Samping, dan Tingkat Keberhasilan

Kanker serviks, juga dikenal sebagai kanker leher rahim, merupakan salah satu jenis kanker yang mempengaruhi organ reproduksi wanita. Kanker ini terjadi ketika sel-sel abnormal tumbuh di daerah leher rahim. Radioterapi adalah salah satu metode perawatan yang efektif untuk kanker serviks, dan dalam artikel ini, kita akan membahas prosedur radioterapi, efek samping yang mungkin terjadi, tingkat keberhasilannya, dan apakah radioterapi bisa menyembuhkan kanker serviks.

Kanker serviks adalah penyakit yang mempengaruhi wanita di seluruh dunia. Faktor risiko utama untuk kanker serviks adalah infeksi human papillomavirus (HPV), yang umumnya ditularkan melalui hubungan seksual. Penting bagi perempuan yang terdiagnosis kanker serviks untuk mendapatkan perawatan yang tepat guna meningkatkan peluang kesembuhan mereka.

Radioterapi untuk Kanker Serviks

Radioterapi adalah metode pengobatan kanker yang menggunakan sinar radiasi untuk menghancurkan sel kanker. Pada kasus kanker serviks, radioterapi digunakan untuk menghancurkan sel-sel kanker yang ada di leher rahim. Tujuan dari radioterapi ini adalah untuk mengurangi ukuran tumor, menghentikan pertumbuhan sel kanker, dan mencegah penyebarannya ke bagian tubuh lainnya.

Ada dua jenis radioterapi yang umum digunakan dalam pengobatan kanker serviks, yaitu radioterapi eksternal dan brakiterapi. Radioterapi eksternal atau External Beam Radiation Therapy (EBRT) menggunakan mesin luar tubuh untuk mengarahkan sinar radiasi ke daerah yang terkena kanker serviks. Sementara itu, Radioterapi Internal atau brakiterapi melibatkan penempatan sumber radiasi di dalam atau dekat area kanker serviks.

radiation-therapy-simulation

Prosedur Radioterapi Untuk Kanker Serviks

Menurut situs cancerresearch.uk berikut adalah tahapan atau prosedur radioterapi untuk pasien yang mengidap kanker serviks : 

Tahap Persiapan

Sebelum menjalani sesi radioterapi, pasien akan menjalani serangkaian tahap persiapan. Pertama, tim medis akan melakukan evaluasi lengkap terhadap kondisi pasien, termasuk pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah, dan pencitraan medis seperti CT scan atau MRI. Hasil dari evaluasi ini akan membantu dokter merencanakan perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.

Tahap Simulasi

Selanjutnya, tim medis akan melakukan simulasi radioterapi. Pada tahap ini, pasien akan berbaring dalam posisi yang tepat dan dilakukan penandaan pada area yang akan menerima radiasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa sinar radiasi akan diarahkan dengan akurat ke daerah yang terkena kanker serviks dan untuk melindungi jaringan sehat di sekitarnya.

Tahap Sesi Radioterapi

Setelah tahap simulasi selesai, pasien akan menjalani sesi radioterapi sesuai dengan rencana perawatan yang telah dibuat. Selama proses pelaksanaan, pasien akan berbaring di meja perawatan dan mesin radiasi akan diarahkan ke area kanker serviks. Sesi radioterapi biasanya berlangsung selama beberapa menit, dan pasien tidak akan merasakan sakit selama proses ini.

Tahap Pengobatan Lanjutan

Pengobatan radioterapi untuk kanker serviks biasanya terdiri dari beberapa sesi, yang dilakukan secara teratur selama beberapa minggu. Frekuensi dan durasi pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahan kanker. Selama periode pengobatan, penting bagi pasien untuk mengikuti jadwal perawatan yang telah ditentukan dan menjaga pola makan yang sehat serta gaya hidup yang baik.

Efek Samping Radioterapi Kanker Serviks

Seperti halnya prosedur pengobatan lainnya, radioterapi untuk kanker serviks juga dapat menyebabkan efek samping. Efek samping yang mungkin terjadi dapat bervariasi antara setiap individu dan tergantung pada dosis radiasi yang diterima serta area yang diradiasi. 

Menurut informasi yang dilansir dari American Cancer Society, Beberapa efek samping umum yang mungkin terjadi termasuk:

1. Kelelahan 

Pasien mungkin merasakan kelelahan yang berlebihan selama dan setelah radioterapi.

2. Masalah kulit

Radioterapi dapat menyebabkan kulit di area yang diradiasi menjadi kemerahan, iritasi, dan bahkan terkelupas.

3. Masalah saluran pencernaan

Beberapa pasien mungkin mengalami masalah seperti mual, muntah, atau diare selama dan setelah radioterapi.

4. Gangguan reproduksi

Radioterapi pada kanker serviks dapat mempengaruhi kesuburan wanita dan menyebabkan menopause dini.

5. Sistitis radiasi

Radiasi pada panggul dapat mengiritasi kandung kemih (sistitis radiasi), menyebabkan ketidaknyamanan, sering buang air kecil, dan kadang-kadang ada darah dalam urin.

6. Nyeri pada vagina

Radiasi dapat membuat vulva dan vagina lebih sensitif dan nyeri, dan kadang-kadang menyebabkan keluarnya cairan.

7. Perubahan menstruasi

Radiasi panggul dapat mempengaruhi ovarium, menyebabkan perubahan menstruasi dan bahkan menopause dini.

8. Jumlah darah rendah

Anemia (rendahnya jumlah sel darah merah) dapat membuat Anda merasa lelah. Neutropenia (rendahnya jumlah sel darah putih) meningkatkan risiko infeksi serius. Trombositopenia (rendahnya jumlah trombosit) juga dapat meningkatkan risiko pendarahan.

Selain efek samping jangka pendek, radioterapi juga dapat menyebabkan efek samping jangka panjang. Beberapa efek samping jangka panjang yang mungkin terjadi termasuk kerusakan jaringan di area yang diradiasi, masalah saluran kemih, atau masalah seksual.

Tingkat Keberhasilan Radioterapi untuk Kanker Serviks

Sebuah penelitian pada tahun 2017 yang dirilis oleh PubMed mengevaluasi 220 orang yang menderita kanker serviks pada berbagai tahap. Dari individu-individu tersebut, 134 orang menerima EBRT dan brakiterapi sedangkan 86 orang hanya menerima EBRT saja. Para peneliti menemukan hal-hal berikut:

  • Remisi Kanker 

92,5 persen dari orang-orang yang menerima EBRT ditambah brakiterapi mencapai remisi kanker, dibandingkan dengan 73,3 persen orang yang hanya menerima EBRT.

  • Angka Survival (Harapan Hidup) dalam Waktu 5 Tahun 

Angka survival 5 tahun bagi orang-orang yang menerima EBRT ditambah brakiterapi adalah 68,5 persen, dibandingkan dengan 35,4 persen bagi orang-orang yang hanya menerima EBRT.

  • Kanker Kambuh

Kanker kembali muncul pada 31,3 persen orang yang mendapatkan EBRT ditambah brakiterapi, dibandingkan dengan 37,2 persen orang yang hanya mendapatkan EBRT.

Namun, penting untuk menyadari bahwa setiap kasus kanker serviks adalah unik, dan faktor individu seperti kondisi kesehatan umum, respons terhadap perawatan, dan adanya faktor risiko tambahan dapat mempengaruhi hasil pengobatan.

Apakah Radioterapi Bisa Menyembuhkan Kanker Serviks?

Pertanyaan yang sering diajukan adalah apakah radioterapi dapat menyembuhkan kanker serviks secara keseluruhan. Jawabannya tergantung pada berbagai faktor, termasuk stadium kanker, ukuran tumor, penyebaran kanker, dan respons individu terhadap perawatan.

Kanker serviks memiliki potensi besar untuk dapat ditangani dengan radioterapi, terutama pada tahap awal ketika tumor terlokalisasi di area leher rahim. Namun, pada tahap yang lebih lanjut atau jika kanker telah menyebar ke organ atau jaringan lain di sekitarnya, radioterapi mungkin tidak bisa menyembuhkan kanker serviks sepenuhnya. Dalam situasi seperti ini, radioterapi dapat digunakan sebagai pengobatan paliatif untuk mengurangi gejala, menghentikan pertumbuhan kanker, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Sangat penting untuk diingat bahwa tindakan preventif selalu lebih baik daripada mengobati. Terutama ketika berbicara kanker serviks, deteksi dini memiliki peran yang sangat vital dalam meningkatkan peluang kesembuhan. Maka dari itu, mari kita tingkatkan kesadaran kita tentang pentingnya pemeriksaan rutin dan deteksi dini kanker serviks.

Anda dapat dengan mudah menemukan berbagai layanan deteksi dini kanker, termasuk deteksi dini kanker serviks seperti pap smear ataupun tindakan preventif lainnya seperti vaksin HPV. One Onco juga menyediakan fitur layanan belanja sehat yang memungkinkan anda untuk menemukan berbagai produk kebutuhan bagi pasien kanker seperti Nutrican. Bersama One Onco, mari kita jaga kesehatan dan mencegah kanker serviks agar kita dapat hidup dengan lebih bahagia dan sehat.

Referensi : 

Karlsson, J., Dreifaldt, A. C., Mordhorst, L. B., & Sorbe, B. (2017, January). Differences in outcome for cervical cancer patients treated with or without brachytherapy. Brachytherapy, 16(1), 133–140. https://doi.org/10.1016/j.brachy.2016.09.011 

https://www.cancer.org/cancer/types/cervical-cancer/treating/radiation.html

https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/cervical-cancer/treatment/radiotherapy/planning-radiotherapy

https://www.healthline.com/health/cervical-cancer/brachytherapy-cervical-cancer