Radioterapi Eksternal untuk Kanker Serviks: Jenis – Jenis & Survival Rate

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang umum terjadi pada wanita. Pengobatan kanker serviks dapat dilakukan dengan berbagai metode, dan salah satunya adalah radioterapi eksternal. Radioterapi eksternal adalah prosedur pengobatan kanker yang menggunakan sinar radiasi yang diarahkan dari luar tubuh pasien ke area yang terkena kanker. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas jenis-jenis radioterapi eksternal, efek samping yang mungkin terjadi, dan tingkat keberhasilan radioterapi eksternal dalam mengobati kanker serviks.

Jenis-Jenis Sinar yang Digunakan dalam Radioterapi Eksternal

Sinar radiasi yang digunakan dalam terapi radiasi eksternal berasal dari tiga jenis partikel, jenis partikel tersebut menurut National Cancer Institute antara lain adalah:

Photon

Sebagian besar mesin terapi radiasi menggunakan sinar photon. Photon juga digunakan dalam sinar-X, tetapi sinar-X menggunakan dosis yang lebih rendah. Sinar photon dapat mencapai tumor yang berada dalam tubuh. Saat mereka bergerak melalui tubuh, sinar photon memancarkan sedikit radiasi sepanjang jalannya. Sinar ini tidak berhenti begitu mencapai tumor, tetapi melalui jaringan normal setelahnya.

Proton

Proton adalah partikel dengan muatan positif. Seperti sinar photon, sinar proton juga dapat mencapai tumor yang berada dalam tubuh. Namun, sinar proton tidak memancarkan radiasi pada jalur yang ia lewati di dalam tubuh dan akan berhenti begitu mencapai tumor. Sinar proton dianggap dapat mengurangi jumlah jaringan normal yang terpapar radiasi. 

Uji klinik sedang dilakukan untuk membandingkan terapi radiasi menggunakan sinar proton dengan menggunakan sinar photon. Beberapa pusat kanker menggunakan sinar proton dalam terapi radiasi yang mereka sediakan, tetapi biaya yang tinggi dan ukuran mesin menjadi hambatan dalam penerapan penggunaannya.

Elektron

Elektron adalah partikel dengan muatan negatif. Sinar elektron tidak dapat menembus jauh melalui jaringan tubuh. Oleh karena itu, penggunaannya terbatas pada tumor di kulit atau yang relatif dekat dengan permukaan tubuh.

jenis-radioterapi

Jenis – Jenis Terapi Radiasi Eksternal

Jenis terapi radiasi eksternal yang paling umum adalah external beam radiation therapy atau EBRT. Terapi jenis ini mengirimkan radiasi dari mesin di luar tubuh dan dapat digunakan untuk mengobati area tubuh yang luas, jika diperlukan.

Cara kerja radioterapi eksternal adalah melalui sebuah mesin yang disebut akselerator linear, atau linac, Mesin ini lalu menciptakan sinar radiasi untuk terapi radiasi sinar-X atau photon. Setelah itu, software komputer khusus kemudian mengatur ukuran dan bentuk sinar tersebut. Hal ini berguna untuk menargetkan tumor secara akurat dan menghindari jaringan sehat yang ada di sekitarnya.

Sebagian besar pengobatan terapi radiasi diberikan selama beberapa hari dalam beberapa minggu. Di samping itu, alat dukungan yang menyesuaikan dengan bentuk tubuh atau masker jala plastik digunakan untuk terapi radiasi pada kepala, leher, atau otak, hal ini diperlukan untuk membantu orang yang menjalani terapi agar tidak bergerak dan memastikan sinar mencapai area yang sama dalam setiap sesi.

Berikut adalah jenis – jenis radioterapi eksternal yang dilansir dari American Society of Clinical Oncology :

Three-dimensional conformal radiation therapy (3D-CRT).

Selama terapi radiasi ini, gambar 3 dimensi rinci tentang kanker dibuat dari tomografi terkomputasi (CT) atau pemindaian resonansi magnetik (MRI). Kemudian tim perawatan menggunakan gambar-gambar ini untuk mengarahkan sinar radiasi. Dengan teknik ini, tim perawatan dapat menggunakan dosis terapi radiasi yang lebih tinggi dengan relatif aman dan mengurangi kerusakan pada jaringan sehat yang bertujuan untuk mengurangi risiko efek samping.

Intensity modulated radiation therapy (IMRT).

Jenis terapi ini adalah bentuk terapi radiasi yang lebih kompleks. Dengan IMRT, intensitas radiasi divariasikan. Hal tersebut berbeda dengan 3D-CRT konvensional, yang menggunakan intensitas yang sama di setiap sinar sedangkan IMRT menargetkan tumor dan menghindari jaringan sehat secara cenderung lebih baik dibandingkan 3D-CRT konvensional.

Proton beam therapy. (Judulnya sama dengan di atas?)

Terapi ini menggunakan proton dan bukan sinar-X. Proton adalah partikel bermuatan positif. Pada tingkat energi yang tinggi, proton dapat menghancurkan sel kanker. Proton bergerak menuju tumor yang ditargetkan dan menyalurkan dosis terapi radiasi tertentu secara spesifik.

Berbeda dengan sinar-X, terapi proton cenderung menghasilkan lebih sedikit dosis radiasi yang akan bergerak melewati target tumor. Hal ini dapat membatasi kerusakan pada jaringan di sekitarnya. Terapi proton adalah jenis pengobatan yang relatif baru yang membutuhkan peralatan khusus. Saat ini, terapi proton hanya digunakan untuk mengobati jenis kanker tertentu.

Image-guided radiation therapy (IGRT).

IGRT menggunakan pencitraan selama terapi radiasi. Gambar diambil tepat sebelum dan selama terapi dan dibandingkan dengan gambar sebelum pengobatan dimulai. Nantinya, hal ini akan membantu dokter menempatkan radiasi dengan seakurat mungkin.

Stereotactic radiation therapy (SRT).

Terapi ini memberikan radiasi dalam dosis besar dan tepat sasaran pada area tumor yang kecil. Dengan catatan pasien harus tetap dalam keadaan tidak bergerak atau diam. Bingkai kepala atau cetakan tubuh yang disesuaikan dengan  individu biasanya akan digunakan  membantu membatasi gerakan selama prosedur ini berlangsung. SRT biasanya diberikan dalam satu kali pengobatan atau kurang dari 10 kali pengobatan. Beberapa orang mungkin memerlukan lebih dari satu kali SRT.

Efek Samping Radioterapi Eksternal

Seperti halnya metode pengobatan lainnya, radioterapi eksternal juga dapat menyebabkan efek samping pada pasien. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi menurut informasi yang didapat dari American Cancer Society:

1. Kelelahan

Kelelahan adalah efek samping umum yang dialami oleh pasien yang menjalani radioterapi eksternal. Pasien mungkin merasa lelah dan kurang berenergi selama pengobatan, dan efek ini bisa berlangsung beberapa minggu setelah pengobatan selesai.

2. Mual dan Muntah

Radioterapi eksternal juga dapat menyebabkan mual dan muntah pada sebagian pasien. Untuk mengatasi efek samping ini, dokter dapat meresepkan obat anti-mual yang membantu mengurangi ketidaknyamanan yang mungkin dialami pasien.

3. Kulit yang Teriritasi

Radioterapi eksternal dapat menyebabkan kulit di area yang terkena radiasi menjadi kemerahan, terasa gatal, atau bahkan mengalami iritasi yang lebih serius seperti kulit terbakar. Penting bagi pasien untuk menjaga kebersihan dan merawat kulit dengan hati-hati selama proses pengobatan.

4. Gangguan Saluran Pencernaan

Beberapa pasien yang menjalani radioterapi eksternal untuk kanker serviks mungkin mengalami gangguan saluran pencernaan. Ini dapat termasuk diare, sembelit, atau rasa tidak nyaman pada perut. Dokter akan memberikan panduan dan saran tentang manajemen gejala ini, termasuk perubahan diet atau penggunaan obat-obatan.

5. Masalah Seksual

Radioterapi eksternal dapat mempengaruhi fungsi seksual pada beberapa pasien. Pasien wanita yang menjalani radioterapi eksternal mungkin mengalami kekeringan vagina, nyeri saat berhubungan seksual, atau penurunan gairah seksual. Penting bagi pasien untuk membicarakan masalah ini dengan dokter mereka, yang dapat memberikan saran dan solusi yang tepat.

Tingkat Keberhasilan Pengobatan Radioterapi Eksternal untuk 

Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh PubMed, persentase remisi, survival rate selama 5 tahun, dan tingkat kekambuhan adalah 73,3%, 35,4%, dan 37,2% untuk pasien yang menjalani EBRT. Namun, perlu diingat bahwa setiap kasus dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti tingkatan stadium kanker, perawatan pasien atau histologi karsinoma sel non-skuamosa.

Radioterapi eksternal merupakan salah satu metode penting dalam pengobatan kanker serviks. Dengan menggunakan sinar radiasi yang diarahkan dari luar tubuh, radioterapi eksternal dapat menghancurkan sel-sel kanker dan memperlambat pertumbuhannya. 

Penting bagi pasien untuk berkomunikasi secara terbuka dengan dokter mereka, mengikuti perawatan dengan disiplin, dan menjaga kesehatan secara menyeluruh. Dengan perawatan yang tepat dan dukungan yang memadai, pasien kanker serviks memiliki harapan hidup yang lebih baik dan peluang untuk hidup dengan kualitas yang baik setelah menjalani radioterapi eksternal.

Dalam menghadapi ancaman kanker serviks, penting bagi kita untuk mengutamakan langkah-langkah pencegahan. Seperti yang kita ketahui, mencegah lebih baik daripada mengobati. Salah satu cara paling efektif untuk melakukannya adalah dengan melakukan layanan deteksi dini kanker serviks yang disediakan oleh One Onco.

Dengan melakukan deteksi dini melalui One Onco, Anda memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi kanker serviks pada tahap awal, bahkan sebelum gejalanya muncul. Hal ini memungkinkan pengobatan yang lebih efektif dan meningkatkan peluang kesembuhan yang optimal. Selain itu, deteksi dini juga memungkinkan langkah-langkah pencegahan yang lebih dini dan lebih mudah dilakukan. One Onco juga menyediakan fitur layanan belanja sehat yang memungkinkan anda untuk menemukan berbagai produk kebutuhan bagi pasien kanker seperti Nutrican.

Jangan biarkan kanker serviks mengambil alih kebahagiaan dalam hidup kita. Lakukan deteksi dini kanker bersama One Onco, dan jaga kesehatan Anda dengan lebih baik.

Referensi

Karlsson, J., Dreifaldt, A. C., Mordhorst, L. B., & Sorbe, B. (2017, January). Differences in outcome for cervical cancer patients treated with or without brachytherapy. Brachytherapy, 16(1), 133–140. https://doi.org/10.1016/j.brachy.2016.09.011 

https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/types/radiation-therapy/external-beam

https://www.cancer.net/navigating-cancer-care/how-cancer-treated/radiation-therapy/what-radiation-therapy

https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/radiation-therapy/about/pac-20385162

https://www.cancer.org/cancer/managing-cancer/treatment-types/radiation/effects-on-different-parts-of-body.html