Pencegahan Sekunder dan Premier Kanker Serviks: Pentingnya Tes Pap Smear dan Vaksin HPV

Kanker serviks, mungkin menjadi sebuah nama penyakit yang sebisa mungkin dihindari semua wanita di dunia. Kanker serviks memang jenis kanker yang hanya menyerang wanita saja karena menyerang bagian leher rahim. Di Indonesia sendiri, kasus kanker serviks adalah yang terbanyak kedua setelah kanker payudara. 

Di tahun 2020, Globocan telah mendata, bahwa kasus kanker serviks pada tahun tersebut mencapai hampir 40.000 kasus. Namun, sayangnya masih banyak yang mengabaikan keganasan dari kanker serviks. Apalagi pada stadium awal dari kanker ini sering tidak terlihat gejalanya. Jadi, Anda pun para wanita harus selalu waspada akan kanker serviks ini. 

Tapi, kanker serviks sendiri ternyata bisa dicegah dengan tes Pap smear dan vaksin HPV. Penting sekali untuk Anda mengenal kedua metode ini karena memang telah terbukti bisa mencegah kanker serviks atau penyakit berbahaya lain. Untuk mengetahui lebih jelas akan kedua metode pencegahan kanker serviks ini, maka Anda bisa mengikuti terus ulasan singkatnya di bawah ini. 

Mengenal Tes Pap Smear 

Pap Smear merupakan sebuah tes yang mengambil sampel dari bagian serviks di mana nantinya sampel ini akan diteliti di laboratorium untuk melihat apakah ada sel kanker atau pra-kanker. Tidak hanya itu saja, Pap smear juga bisa mendeteksi infeksi atau peradangan yang terjadi pada serviks. 

Dengan adanya tes ini, diharapkan agar adanya pencegahan kanker serviks yang lebih dini. Maka daripada itu, seorang wanita disarankan untuk melakukan tes ini secara berkala minimal 3 tahun sekali untuk yang berusia 21 tahun ke atas. Sedangkan mulai dari usia 30 sampai 65 tahun disarankan melakukan tes Pap smear setidaknya 5 tahun sekali jika Pap smear dikombinasikan dengan HPV DNA. Tapi, perlu dilakukan juga tindakan pemeriksaan HPV. 

Bagi wanita yang memiliki risiko terhadap kanker serviks pun sangatlah disarankan untuk melakukan tes Pap smear. Beberapa orang yang berisiko sehingga perlu untuk dilakukan tes Pap smear: 

  1. Adanya riwayat dari keluarga yang punya penyakit kanker serviks 
  2. Saat Pap smear sebelumnya, ditemukan sel abnormal
  3. Tertular penyakit HIV 
  4. Pernah menjalani transplantasi organ atau kemoterapi
  5. Memiliki penyakit menular seksual
  6. Berhubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan 
  7. Merokok 
  8. Mengkonsumsi atau terpapar obat dietilstilbestrol

Namun, tes yang satu ini tidak akan dilakukan lagi atau berhenti ketika seorang wanita sudah melakukan operasi pengangkatan rahim dan serviks secara total. Namun, operasi ini dilakukan bukan karena kanker atau pra-kanker. Apabila pengangkatan rahim dilakukan karena ditemukan kanker, maka Pap smear pun harus tetap dijalankan secara rutin. 

Tapi, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan jika ingin melakukan tes Pap smear ini. Sangat disarankan untuk tidak menjalankan tes Pap smear saat masih menstruasi. Karena ditakutkan hasilnya tidak akurat. Jika ingin menjalani tes ini, lebih baik 5 hari setelah masa menstruasi selesai.

Kemudian, jika sedang hamil dengan usia di atas 25 minggu juga tidak disarankan untuk menjalankan tes Pap smear  karena akan mengalami rasa nyeri yang tinggi. Jika ingin tes Pap smear pun disarankan 12 minggu setelah melahirkan. 

Bagi Anda yang akan menjalani prosedur tes ini, maka dokter akan melarang beberapa hal dua hari sebelum prosedur dilakukan. Seperti tidak berhubungan intim, melakukan douching atau membersihkan bagian dalam vagina baik menggunakan air, cuka atau cairan lainnya dan terakhir tidak memasukan tampon, obat-obatan atau krim ke dalam vagina. 

Mengenal Vaksin HPV 

HPV atau singkatan Human Papillomavirus merupakan penyebab utama dari kanker serviks. Diketahui bahwa jenis virus ini sendiri terdapat 150 tipe, tapi yang menyebabkan kanker serviks hanyalah tipe 16 dan tipe 18. 

Proses terjadinya penularan virus ini sendiri melalui berhubungan seksual yang terlalu berisiko. Misalnya sering berganti pasangan atau berhubungan tanpa menggunakan kondom. 

Dengan diberikannya vaksin HPV ini diharapkan bisa mengurangi kasus kanker serviks di dunia. Untuk pemberian vaksin HPV pun dimulai semenjak dini, di mana pemerintah sendiri pun memberikan vaksin ini secara gratis. Usia pertama yang wajib untuk mendapatkan vaksin HPV ini adalah dapat dimulai dari usia 9 tahun hingga 13 tahun dan diberikan sebanyak dua dosis. 

Sedangkan dilanjutkan lagi ketika masuk usia 16 hingga 18 tahun. Tapi, untuk usia ini, biasanya tidak ada vaksin HPV yang gratis di mana untuk usia ini akan diberikan 3 dosis. Jarak pemberian dosis pertama dan kedua adalah 1 hingga 2 bulan, sedangkan dosis ketiga adalah setelah 6 bulan. 

Kedua metode pencegahan kanker serviks ini sendiri saling berhubungan. Apabila Anda bertanya mana yang lebih dulu harus dilakukan, maka Pap smear adalah prosedur pertama yang harus dilalui jika telah berhubungan seksual, supaya bisa diketahui apakah ada sel kanker atau pra-kanker. Jika ditemukan, biasanya dokter akan menunda pemberian vaksin HPV dan fokus pada pengobatan. 

Referensi

Pap smear – Mayo Clinic

https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/hpv-test/about/pac-20394355

360-indonesia-fact-sheets.pdf (iarc.fr)