Modalitas Pemeriksaan Kanker Prostat

Kanker prostat dapat diperiksa melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan dapat menemukan tanda-tanda kanker dini, menentukan diagnosis dan stadium, serta memantau efektivitas pengobatan.

1. Wawancara medis dan pemeriksaan fisik
Dokter akan menanyakan riwayat keluarga, gangguan berkemih atau fungsi seksual, dan durasi tiap keluhan yang dialami. Pemeriksaan colok dubur juga menjadi pemeriksaan rutin untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada prostat dan penyebaran kanker yang telah terjadi.

2. Tes Prostate-specific Antigen (PSA) Darah
Hasil PSA akan menunjukkan besarnya risiko kejadian kanker prostat pada individu, dengan batas yang umum digunakkan adalah 4 ng/mL. Hasil PSA 4-10 ng/mL, memiliki risiko 25% mengalami kanker prostat, sedangkan risiko menjadi 50% jika hasil PSA >10. Pemeriksaan ini juga dimanfaatkan untuk menentukkan pemeriksaan yang diperlukan, stadium, dan hasil pengobatan.

3. Biopsi Prostat
Biopsi dilakukan tergantung dari hasil PSA, pemeriksaan colok dubur, dan tes lainnya. Biopsi umumnya dilakukan transrektal, artinya sebuah jarum halus akan diarahkan ke prostat melalui lubang dubur untuk mengambil jaringan sampel. Biopsi dapat menyebabkan perdarahan yang ditemukan di urin atau keluar melalui anus.

4. Gleason Score
Skor ini digunakan apabila sel kanker ditemukan pada biopsi jaringan prostat, dan akan menentukkan stadium kanker prostat penderitanya. Stadium 1 bila sel kanker menyerupai jaringan normal, stadium 5 jika sel sangat abnormal. Skor Gleason yang mendekati 10, menunjukkan perubahan sel yang terjadi semakin buruk, dan sangat berisiko terjadi kanker.

5. Tes Genetik
Individu dengan riwayat anggota keluarga penderita kanker prostat, disarankan untuk melakukan pemeriksaan genetik, untuk mengetahui perubahan gen yang diwariskan. Pemeriksaan genetika semakin dipopulerkan karena perubahan-perubahan yang akan diperiksa dapat memberikan tanda-tanda dini perubahan sel prostat menjadi abnormal.

6. Tes Pencitraan
Pencitraan umumnya dilakukan untuk mencari adanya kanker pada prostat, membantu prosedur pemeriksaan seperti biopsi, membantu tindakan pengobatan, atau mencari lokasi metastasis (sel kanker yang menyebar ke anggota tubuh lain). Modalitas yang dapat digunakan berupa USG, MRI, Bone scan, PET scan, atau CT scan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien.

7. Biopsi Kelenjar Getah Bening
Tindakan ini jarang dilakukan pada kasus kanker prostat, namun dapat menjadi tambahan informasi mengenai penyebaran kanker. Kelenjar getah bening umumnya diangkat bersamaan pada saat operasi, apabila dicurigai bahwa kanker telah menyebar ke luar prostat.

Pemeriksaan genetika kanker prostat dilakukan untuk mengetahui lebih dini tanda-tanda risiko terjadinya kanker. Mutasi atau kelainan genetika dapat terjadi akibat warisan atau didapat. Contoh mutasi genetika yang diwariskan adalah :

1. BRCA1 dan BRCA2 – perubahan gen BRCA umumnya dijumpai pada kanker payudara dan ovarium pada perempuan, namun sejumlah penderita kanker prostat mengalami perubahan BRCA2. Mutasi genetika BRCA2 dan BRCA1 sangat langka, namun memiliki hubungan erat dengan kanker prostat yang bersifat agresif.

2. CHEK2, ATM, PALB2, RAD15D – berfungsi sebagai enzim untuk memperbaiki DNA, fungsi tersebut dapat mengalami gangguan dan menyebabkan kanker.

3. DNA mismatch repair genes (MSH2, MSH6, MLH1, dan PMS2) – berfungsi untuk memperbaiki pasangan DNA yang abnormal, mutasi pada gen tersebut dapat menyebabkan kerusakan DNA dan memicu terjadinya kanker.

4. RNASEL – gen penekan tumor yang dapat membatu kematian sel bila terjadi kelainan pada struktur sel.

5. HOXB13 – gen yang penting dalam perkembangan kelenjar prostat, dan mutasi gen berhubungan dengan dengan kanker prostat onset dini. (Mutasi gen ini sangat jarang)

Mutasi genetika dapat terjadi saat usia dewasa, terutama pada pria yang mengalami kelainan jumlah androgen (seperti testosteron, yang memicu pertumbuhan sel prostat). Semakin tinggi kadar androgen dalam darah, semakin tinggi risiko terjadinya kanker prostat. Tingginya insulin-like growth factor-1 (IGF-1) juga berhubungan dengan peningkatan risiko kejadian kanker prostat.

Sumber :

1. American Cancer Society. Tests for prostate cancer | prostate cancer diagnosis [Internet]. [cited 2022 Jan 21]. Available from: https://www.cancer.org/cancer/prostate-cancer/detection-diagnosis-staging/how-diagnosed.html 

2. American Cancer Society. What causes prostate cancer? [Internet]. [cited 2022 Jan 21]. Available from: https://www.cancer.org/cancer/prostate-cancer/causes-risks-prevention/what-causes.html 

3. Cuzick J, Thorat MA, Andriole G, Brawley OW, Brown PH, Culig Z, et al. Prevention and early detection of prostate cancer. Lancet Oncol. 2014 Oct;15(11):e484–92.

4. Wang G, Zhao D, Spring DJ, DePinho RA. Genetics and biology of prostate cancer. Genes Dev. 2018 Sep 1;32(17–18):1105–40.