Mimisan Lebam dan Leukemia

Masih ingatkah pada tahun 2000an, seringkali kita terpapar oleh sinetron yang tokoh didalamnya mengalami leukemia / kanker darah, yang mana pada masa ini pemeran tokoh tersebut digambarkan sering mengalami mimisan dan mendadak pingsan. Tetapi dalam praktiknya, apakah orang yang mengalami mimisan berulang dapat langsung merujuk ke arah leukemia? Kita simak pembahasan dibawah ini mengenai mimisan, lebam dan hubungannya dengan leukemia.

Bagaimana terjadinya mimisan?

Mimisan atau epistaksis dalam bahasa kedokteran, terjadi akibat luka pada selaput dalam hidung (mukosa) dan pecahnya pembuluh darah dibawah mukosa. Akibat hal ini, terjadi perdarahan dan darah keluar melalui lubang hidung. Menurut penelitian oleh Purkey et al, beberapa faktor risiko dapat menyebabkan meningkatnya kejadian mimisan, antara lain: alergi, sinusitis, tekanan darah tinggi, keganasan darah (contohnya leukemia), dan kelainan pembekuan darah. Namun, ternyata penyebab tersering dari mimisan adalah faktor lokal: trauma fisik (mengorek hidung, pukulan daerah hidung), benda asing yang masuk ke hidung, infeksi hidung dan sinus, bahkan paparan lama terhadap udara yang kering.

 Lalu, kapan kondisi yang tepat untuk memeriksakan diri ke dokter terkait kasus mimisan?

Ÿ  Anak dibawah 2 tahun

Ÿ  Mimisan berulang

Ÿ  Muncul gejala anemia: berdebar, napas menjadi pendek, kulit pucat

Ÿ  Memiliki penyakit terkait pembekuan darah, misalnya hemofilia.

Bagaimana terjadinya lebam?

Secara teknis, lebam mirip dengan terjadinya mimisan, dikarenakan ada kerusakan pada pembuluh darah dan darah keluar. Namun pada lebam / hematoma, darah keluar dan terjebak dibawah jaringan kulit sehingga terlihat kemerahan. Penyebab hematoma tersering adalah faktor fisik (pukulan, kecelakaan), tetapi ada beberapa faktor risiko lain dari dalam tubuh yang membuat seseorang menjadi mudah lebam, misalnya: obat-obatan tertentu, kelainan dalam darah, trombositopenia (jumlah trombosit dibawah normalnya), kanker, kekurangan vit D dan pecandu alkohol.

Lebam biasanya dapat menghilang sendiri dan secara kasat mata dapat terlihat perubahannya, pada awal munculnya lebam, biasanya terlihat kemerahan yang akan berubah menjadi biru keunguan dalam hitungan jam, lalu menjadi hijau dan semakin kuning dan memudar dalam hitungan hari.

Lalu, kapan kondisi yang tepat untuk memeriksakan diri ke dokter terkait memar?

Ÿ  Lebam sangat sering terjadi / mudah lebam

Ÿ  Lebam tanpa penyebab yang jelas

Ÿ  Lebam tidak membaik dalam 2 minggu

Ÿ  Lebam yang disertai pembengkakan yang terasa sangat nyeri, khususnya pada orang yang mengkonsumsi obat pengencer darah.

Mimisan, lebam dan leukemia

Bila kita lihat diatas, penyebab internal dari lebam dan mimisan memiliki kesamaan: keduanya berhubungan terganggunya proses pembekuan darah, lalu apa hubungannya dengan leukemia? Pada leukemia, jelas terjadi gangguan keseimbangan dan fungsi sel-sel dalam darah, yang mana trombosit (sel yang berperan dalam pembekuan darah) merupakan salah satu sel yang terganggu.

Maka dari itu pada penderita leukemia, mungkin sekali mengalami mimisan atau lebam spontan dan berulang. Namun, hal ini bukan gejala pasti dari leukemia (tergantung derajat keparahan penyakit dan tingkat trombosit) juga sebaliknya, bila seseorang mengalami mimisan dan lebam berulang bukan artinya pasti mengalami leukemia. Mengingat banyaknya faktor penyebab mimisan dan lebam berulang, seseorang perlu memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan diagnosis atau penyebab di balik keluhan ini.

Referensi

1.      Nguyen Q. Epistaxis Clinical Presentation: History, Physical Examination, Complications [Internet]. Emedicine.medscape.com. 2020 [cited 18 January 2022]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/863220-clinical#b1

2.       Nosebleed [Internet]. NHS. 2021 [cited 18 January 2022]. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/nosebleed/

3.       Wedro B. [Internet]. Medicinenet.com. 2021 [cited 18 January 2022]. Available from: https://www.medicinenet.com/hematoma/article.htm

4.       Shahrabi S, Behzad MM, Jaseb K, Saki N. Thrombocytopenia in leukemia: Pathogenesis and prognosis [Internet]. PubMed. 2018 [cited 18 January 2022]. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29460950/