Kenali Tes Skrining Kanker Serviks!

Kanker serviks seringkali ditemukan pada saat melihat hasil tes HPV ataupun papsmear. Dari hasil ini akan mengarahkan untuk dilakukan tes yang lebih lanjut lagi untuk dapat mendiagnosa kanker serviks atau pakanker. Tes HPV dan papsmear sendiri termasuk dalam tes skrining kanker serviks, bukan tes untuk menegakan diagnosa. 

Kecurigaan terhadap kanker serviks juga bisa diambil dari gejala yang dikeluhkan seorang wanita, seperti perdarahan atau rasa nyeri saat senggama. Jika kondisi seperti ini biasanya dokter akan melakukan tes yang dibutuhkan untuk menegakan diagnosa, selanjutnya digunakan untuk menentukan pengobataan dan tindakan.

Dokter umum dapat melakukan tes skrining ini dan jika ternyata ditemukan adanya prakanker ataupun kanker serviks, maka akan dirujuk ke dokter kandungan.

Ada beberapa jenis tes skrining kanker serviks, kita akan bahas tes sitologi atau papsmear.

Tes Sitologi atau Papsmear

Papsmear telah lama dilakukan di banyak negara maju dan berhasil menurunkan insidens kaker serviks. Diperkirakan 30% dari kasus kanker serviks terjadi pada wanita yang tidak pernah melakukan tes ini, diperkirakan di negara berkembang papsmear tidak berjalan rutin bahkan tidak dilakukan.

Secara umum kanker serviks bisa dideteksi dengan mengetahui adanya perubahan sel-sel nya. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan sitologi yang disebut papsmear. Tes ini bisa dilakukan oleh dokter umum, bidan dan juga dokter spesialis kebidanan dan kandungan, tetapi untuk pemeriksaannya masih perlu dilakukan di laboratorium dan yang melakukan interpretasi hasil adalah dokter spesialis patologi anatomi. 

American College of Obstetrician and Gynecologists ACOG), American Cancer Society (ACS), dan US Preventive Task Force (USPSTF) mengeluarkan panduan bahwa setiap wanita seharusnya melakukan papsmear dengan interval waktu  3 tahun sekali, asalkan 2 kali berturut-turut hasil tes papsmear yang dilakukan setiap tahun adalah normal. Diperkirakan sebanyak 40% kanker serviks invasif dapat dicegah dengan skrining pap interval 3 tahun.

Kapan seorang wanita mulai melakukan tes papsmear? Dianjurkan mulai 3 tahun pertama pertama sejak berhubungan seksual atau saat usia 21 tahun keatas.

Bagaimana prosedur papsmear?

Pemeriksaan ini dilakukan di kursi pemeriksaan khusus atau tempat tidur, kemudian ada suatu alat yang disebut spekulum, berbentuk seperti cocor bebek, akan dimasukan melalui liang vagina dan dibiarkan terbuka, sehingga serviks dapat terlihat jelas. Selanjutnya dengan menggunakan spatula khusus atau bisa jugamenggunakan sikat berbentuk seperti sapu kecil, sampel dari sel serviks dan sedikit lendir serviks diapus dengan lembut untuk mendapatkan sel-sel ekto dan endoserviks nya.

Selanjutnya sampel tersebut akan dikirim ke laboratorium untuk diproses dengan pewarnaan dengan teknik papaniculoau, dan akhirnya akan dilakukan pembacaan di bawah mikroskop oleh dokter spesialis patologi anatomi.

Walaupun tes papsmear ini terbukti bagus untuk pencegahan kanker serviks, tetapi tes ini pun tetap memiliki keterbatasan. Salah satunya adalah hasilnya perlu ditetapkan oleh mata manusia, sehingga ketepatan analisa terhadap 100 dari 1000 sel yang terdapat di slide bisa terlewat, sehingga memungkinkan kelainan sel akan terlewat. Sehingga inilah alasan mengapa tes papsmear perlu dilakukan secara rutin.

Sumber:

1. Imam Rasjidi, Indonesian Journal of Cancer Vol. III, No. 3 Juli – September 2009

2. Fontham, ETH, Wolf, et al. Cervical Cancer Screening for Individuals at Average Risk: 2020 Guideline Update from the American Cancer Society. CA Cancer J Clin. 2020.

3. National Comprehensive Cancer Network (NCCN). Clinical Practice Guidelines in Oncology: Cervical Cancer. Version 4.2019.

4. Gondo Mastutik et al. : Skrining Kanker Serviks dengan Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas, Dept. Patologi Anatomi, Unair, 2014.

5. https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer/detection-diagnosis-staging/screening-tests/pap-test.