Kemoterapi Bikin Mual, Muntah, Diare?

Kemoterapi adalah salah satu pilihan pengobatan pada kanker yang menggunakan obat-obatan dosis tinggi dan prosedur tertentu untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya dalam tubuh. Pemberian kemoterapi disesuaikan pada jenis kanker, stadium kanker, riwayat penyakit dan pengobatan sebelumnya. Kemoterapi sering menjadi pilihan utama pengobatan kanker karena terbukti dapat membunuh, menghentikan serta mencegah pertumbuhan sel kanker kembali.

Di balik manfaatnya yang besar sekali dalam pengobatan kanker, terdapat sejumlah efek samping, yang menjadi risiko untuk seseorang yang akan menjalani pengobatan ini. Efek samping kemoterapi pada dasarnya terjadi karena reaksi atau respon tubuh terhadap proses pengobatan yang dilakukan tersebut. Efek samping yang terjadi juga dapat berbeda antara satu orang dengan yang lainnya, sesuai kondisi tubuh seseorang tersebut. Efek samping kemoterapi yang ditimbulkan pada setiap orang bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, gaya hidup, dan riwayat penyakit sebelumnya. Selain itu, efek samping kemoterapi juga muncul karena obat-obatan dengan dosis tinggi tersebut masuk ke dalam tubuh yang tidak dapat membedakan antara sel kanker atau sel sehat. Sehingga, dapat dikatakan sel yang sehat juga dapat mati ataupun rusak.

Proses kemoterapi yang dilakukan seseorang dapat menyebabkan efek pada berbagai sistem tubuh terutama sistem pencernaan. Beberapa jenis obat yang digunakan untuk proses kemoterapi dapat merusak sel saluran pencernaan. Kondisi ini menyebabkan seseorang yang menjalani pengobatan dengan kemoterapi sering mengalami mual, muntah hinggga diare.

 Efek samping lainnya yang paling sering terjadi setelah menjalani kemoterapi, adalah mual dan muntah, rambut rontok, nyeri, nafsu makan menurun, mual dan muntah, sesak napas, gangguan irama jantung, perdarahan, dan gejala lainnya. Orang yang sedang menjalani kemoterapi juga biasanya lebih mudah infeksi, dan mengalami gangguan psikologis, seperti depresi, stres, dan cemas serta menurunnya gairah seksual bahkan gangguan kesuburan alias infertilitas. 

Apakah efek samping tersebut membuat bertahan selamanya? Jangan kuatir, efek samping dari kemoterapi tersebut biasanya akan segera hilang setelah pengobatan selesai. Hal ini juga jarang menimbulkan dampak berkepanjangan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini, salah satunya memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh dan hindari dehidrasi. Selain itu, anda tentunya akan diberikan oleh dokter anda obat-obatan yang membantu menurunkan dan mengurangi gejala yang anda rasakan.

Referensi


1. Wyant T, Alteri R, Kalidas M. What is Cancer? American Cancer Society. 2020

W    2. Wild CP, Weiderpass E, Stewart BW, editors. World Cancer Report: Cancer Research for Cancer Prevention. Lyon:       International Agency for Research on Cancer; 2020.

3.    3. Nazario, B. Chemotherapy: How It Works and How yo’ll Fill. Cancer Center. WebMD. 2021

4.    4. WHO. Cancer. Fact sheets. Geneva. World Health Organization. 2021

5.    5. Author team. Cancer treatment. National Cancer Institute. University of Pittsburgh. 2021. www.cancer.gov