Ini Beda Pap smear dan HPV DNA, Lebih Efektif Mana?

oleh: dr. Artika

Angka kejadian kanker leher rahim atau kanker serviks cukup mencengangkan. Bahkan, penyakit ini menyumbang angka kematian yang tidak sedikit.

Mendeteksi dini kondisi kanker serviks adalah langkah awal yang tepat demi mencegah munculnya komplikasi yang tidak diharapkan.

Pertanyaannya, pemeriksaan mana yang sebaiknya kita lakukan, apakah pap smear atau tes HPV DNA? Mungkin Anda pernah ditawarkan dengan dua jenis pemeriksaan ini.

Lalu, Anda menjadi bingung menentukan pemeriksaan terbaik untuk mendeteksi kanker serviks. Oleh karena itu, Anda perlu tahu beda tujuan pemeriksaan pap smear dan HPV DNA.

Ya, hasil yang diperoleh dari kedua pemeriksaan ini tidak menunjukkan indikator yang sama. Pahami perbedaan pap smeardan HPV DNA sebelum Anda memutuskan salah satunya.

Mengenal Pap Smear

Tes pap smear atau disebut juga tes Pap, merupakan sebuah prosedur untuk mendeteksi adanya kanker serviks pada wanita.

Tes ini dilakukan dengan memeriksa hasil usapan leher rahim dibawah mikroskop. Pertama, wanita yang akan diperiksa perlu berbaring di meja pemeriksaan dengan posisi menekukkan lutut.

Kemudian dinding vagina akan dibuka dengan menggunakan alat spekulum. Setelah dibuka dengan spekulum, akan tampak bagian leher rahim di puncak vagina.

Tenaga kesehatan akan mengusap permukaan leher rahim menggunakan sebuah alat yang kemudian disimpan sebagai spesimen untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Pemeriksaan mikroskop atas hasil usapan ini akan memberikan petunjuk adanya perubahan sel-sel leher rahim. Gambaran sel-sel leher rahim yang sudah mengalami perubahan menuju kanker akan tampak di bawah mikroskop.

Perubahan akan terlihat sekali pun gambaran leher rahim masih tampak normal ketika dilihat dengan mata telanjang.

Deteksi kanker leher rahim menggunakan pap smeardapat memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk sembuh. Maka itu, pendeteksian dengan pap smear menjadi salah satu langkah awal untuk menghentikan perkembangan kanker serviks.

Bagaimana dengan HPV DNA?

Pemeriksaan HPV DNA bertujuan mendeteksi adanya materi genetik (DNA) virus dari hasil usapan leher rahim.

Pemeriksaan DNA utamanya bertujuan mencari infeksi HPV risiko tinggi sebagai penyebab kanker serviks pada wanita. Ada pula infeksi HPV yang tergolong risiko rendah dan hanya menyebabkan penyakit seperti kutil kelamin.

Uji HPV DNA tidak dilakukan untuk pemeriksaan infeksi HPV risiko rendah. Pasalnya, HPV risiko rendah menyebabkan penyakit yang bisa terlihat dengan mudah.

Bagaimana cara kerja uji HPV DNA? Uji ini dilakukan dengan memeriksa adanya DNA virus HPV pada sel-sel hasil usapan leher rahim. Cara pengambilan usapan leher rahim dilakukan persis seperti mengambil usapan untuk pap smear.

Dua tipe HPV berisiko tinggi, yaitu tipe 16 dan 18, menjadi penyebab lebih dari 70 persen kasus kanker serviks. Namun, keduanya dapat dideteksi secara dini.

Selain upaya pemberian vaksinasi perempuan secara masif, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemeriksaan berbasis DNA HPV sebagai cara mendeteksi risiko kanker serviks.

Mana yang Lebih Efektif?

Selanjutnya mari mengetahui beda pap smear dan HPV DNA. Meskipun sama-sama berangkat dari hasil usapan leher rahim, kedua uji ini mempunyai manfaat yang berbeda.

Perbedaan pemeriksaanpap smear dan HPV DNA terletak pada hasil yang didapat. Pap smear memberikan hasil berupa visualisasi atau gambaran adanya kelainan yang sudah terjadi pada sel-sel leher rahim.

Sedangkan HPV DNA mencari adanya materi genetik virus pada sel-sel leher rahim, sekalipun belum ada perubahan menonjol dari sel-sel tersebut.

WHO baru saja memperbarui panduan pencegahan kanker serviks yang sebelumnya dipublikasikan pada tahun 2013.

Dalam panduan terbaru tersebut, ada perubahan besar seputar jenis pemeriksaan yang direkomendasikan untuk deteksi dini kanker serviks.

Disebutkan bahwa deteksi DNA HPV direkomendasikan sebagai metode skrining utama, dimulai dari usia 30 tahun. Tes ini direkomendasikan untuk dilakukan tiap 5-10 tahun.

Pemeriksaan HPV DNA menggeser uji pap smearsebagai jenis pemeriksaan yang lebih direkomendasikan. Hal ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran pada kualitas pemeriksaan pap smear di negara-negara kecil dan berkembang.

Tanpa kualitas pemeriksaan pap smear yang baik, gambaran perubahan kanker serviks bisa tidak terlihat. Akibatnya, kondisi kanker serviks bisa tidak terdeteksi dan hal ini dapat menyebabkan penyakit berkembang tanpa disadari.

Uji yang berbasis DNA virus terbukti lebih efektif mendeteksi dan mencegah kanker serviks. Uji ini disebut lebih tidak rentan terhadap kelalaian manusia, dibandingkan tes yang bertumpu pada inspeksi visual. Uji DNA bersifat objektif dan tanpa keraguan.

Nah, apakah Anda sudah memahami beda pap smear dan HPV DNA? Tentunya kini Anda sudah dapat memutuskan mana pemeriksaan yang mungkin lebih cocok untuk Anda.

Namun, ketika Anda masih belum yakin, jangan sungkan untuk berkonsultasi kepada dokter. Pendeteksian kanker serviks secara dini sangat dibutuhkan demi mencegah berkembangnya penyakit ganas ini.

(OVI/AYU)