Apa sih itu HPV dan Tes Pemeriksaannya?

Virus adalah organisme yang ukurannya sangat kecil, hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Virus juga tidak bisa berkembang biak sendiri, virus akan memasuki sel hidup yang kemudian akan menjadi sel inang tempat hidupnya dan akhir akan mengambil alih sel tersebut untuk berkembang biak.

Virus HPV memiliki banyak jenis atau disebut subtipe, secara keseluruhan ada sekitar 150-200 subtipe. Masing-masing diberi nama dengan nomer. Virus ini disebut papilloma karena beberapa subtipe nya dapat menyebabkan “papilloma” atau kutil, ini yang tidak termasuk dalam penyebab kanker. Tetapi ada beberapa subtipe HPV yang dapat menyebabkan kanker, termasuk kanker serviks, selain itu juga kanker vagina, vulva, penis, anus dan juga mulut serta tenggorokan.

Jenis-jenis HPV yang dapat menginfeksi area kelamin :

  1. HPV Risiko Rendah (Low Risk), jenis ini biasanya menyebabkan kutil dan jarang sekali menyebabkan kanker. Pada area kemaluan kutil kelamin bisa membentuk sampai seperti kembang kol, baik pada laki-laki maupun wanita. Pada wanita kutil kelamin kadang tumbuh di area yang tidak terlihat seperti liang vagina dan serviks. Yang termasuk subtipe risiko rendah antara lain HPV 6, 11, 42, 43, 44, 81.
  2. HPV Risiko Tinggi (High Risk), subtipe ini yang dapat menyebabkan kanker atau biasa disebut onkogenik. Beberapa subtipe ada yang bersifat menetap (persisten) dan akan menjadi perhatian dokter jika ditemukan di serviks, karena yang akan merubah sel sehat menjadi kanker. Di seluruh dunia, subtipe HPV yang paling sering menyababkan kanker adalah subtipe 16 dan 18, di Indonesia sendiri menurut data penelitian ada juga subtipe 45 dan 52 yang termasuk sering menyebabkan kanker serviks. 

HPV risiko tinggi antara lain subtipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 53, 56, 58, 59, 66, 68.

HPV berpindah dari satu orang ke orang yang lain dengan kontak langsung kulit ke kulit (mukosa) melalui aktivitas seksual di vagina, oral ataupun anal. Jadi penyebarannya bukan melalui darah ataupun cairan tubuh lain dan bisa terjadi penularan walaupun orang yang membawa virus tersebut tidak ada gejala ataupun tanda.

Tes HPV untuk skrining kanker serviks.

Tes HPV dan Papsmear adalah dua tes skrining kanker serviks yang berbeda. Skrining dimaksudkan untuk memeriksa apakah ada penyakit atau kelainan sebelum menimbulkan gejala. Tes skrining kanker serviks harus dilakukan rutin walaupun rasanya tidak ada apa-apa.

Kedua pemeriksaan tersebut dilakukan di tempat tidur khusus, dokter akan memasukan alat spekulum dengan pelan untuk membuka liang vagina, sehingga serviks dapat terlihat jelas. Setelah itu dengan menggunakan spatula atau sikat kecil sel permukaan serviks akan diusap lembut untuk dapat dikumpulkan sampelnya. Pemeriksaan ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit dan tidak menimbulkan rasa sakit. Sampel tersebut akan dikirim ke laboratorium biomolekuler untuk diperiksakan HPV nya dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction).

Tes HPV untuk memeriksa apakah di serviks ada infeksi HPV, terutama HPV subtype risiko tinggi (high risk) yang menyebabkan kanker serviks. Jika ditemukan adanya virus HPV risiko tinggi, maka selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan papsmear ataupun IVA, dimana kedua tes ini untuk melihat apakah sudah ada perubahan sel yang kearah prakanker bahkan kanker.

Jika hasil tes HPV tidak ditemukan adanya virus tersebut, maka akan dianjurkan untuk melakukan tes HPV secara rutin, setiap 3-5 tahun sekali.

Tes HPV ini banyak direkomendasikan karena hasilnya sangat baik untuk menentukan siapa yang memiliki risiko tinggi untuk terkena kanker serviks. Selain itu tes HPV memiliki performa, yaitu sensitivitas dan spesivisitas yang tinggi dibandingkan dengan papsmear. Artinya lebih baik menilai risiko nya dahulu, ada atau tidak, baru jika diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan selanjutnya untuk melihat adanya perubahan sel serviks.

Tes HPV sendiri ada 2 macam, yaitu:

1. Tes HPV non genotyping, yaitu memeriksakan apakah ada infeksi virus HPV tanpa mengetahui jenis atau subtipe dari HPV nya.

2. Tes HPV genotyoing, yaitu memeriksakan sampai diketahui jenis atau subtipe virus HPV-nya.

Perlu diingat bahwa hasil tes HPV positif bukan berarti pasti akan menjadi kanker serviks. Justru hal ini dapat dilakukan pemantauan secara lebih baik terhadap kondisi serviks untuk mencegah terjadinya kanker. Jangan takut ataupun ragu, lakukan tes skrining HPV berkala untuk memastikan serviks Anda sehat.

Sumber:

1. National Cancer Institute, January 2021

2. Centers for Disease Control and Prevention. About HPV. 2019. Accessed at https://www.cdc.gov/hpv/parents/about-hpv.html on June 24, 2020

3. Centers for Disease Control and Prevention. Genital HPV Infection – Fact Sheet. 2017. Accessed at www.cdc.gov/std/HPV/STDFact-HPV.htm on September 28, 2017.

4. Centers for Disease Control and Prevention. Basic Information about HPV and Cancer. 2013. Accessed at www.cdc.gov/cancer/hpv/basic_info/ on September 28, 2017.