Berbagai Cara Mendeteksi Kanker Serviks Sejak Dini

oleh: dr. Devia Irine Putri

Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang ditakuti para wanita, karena seringkali tidak terdeteksi dan menyebabkan kematian. Untuk itu, sangat penting bagi setiap wanita untuk mengetahui cara mendeteksi kanker serviks sejak dini.

Kanker serviks atau sering dikenal sebagai kanker leher rahim merupakan jenis keganasan yang menyerang sel-sel di bagian leher rahim.

Infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang ditularkan lewat hubungan seksual menjadi penyebab terjadinya kanker serviks pada wanita.

Pada tahap awal kanker serviks, biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun, ketika sel kanker mulai berkembang, mulailah penderitanya mengalami beberapa keluhan. Misalnya, muncul perdarahan ketika berhubungan seksual.

Setelah masa menopause dan diluar siklus menstruasi, muncul cairan vagina atau keputihan yang disertai dengan darah dan bau yang tidak sedap. Gejala lainnya bisa berupa keluhan nyeri pinggul maupun nyeri saat berhubungan badan.

Risiko terjadinya kanker serviks ini pun meningkat apabila Anda termasuk golongan berisiko, seperti sering melakukan aktivitas seksual yang tidak aman. Dalam artian, sering berganti-ganti pasangan dan tidak menggunakan pengaman (kondom).

Juga, melakukan hubungan seksual sedari dini, adanya riwayat infeksi menular seksual, merokok, ataupun memiliki daya tahan tubuh yang rendah.

Untuk mencegah terjadinya komplikasi dari kanker serviks akibat keterlambatan diagnosis, maka sangat penting untuk melakukan deteksi dini kanker serviks, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi. Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

1. Pap Smear

Cara mendeteksi kanker serviks yang bisa dilakukan adalah melakukan pemeriksaan pap smearPap smear direkomendasikan untuk dilakukan bagi wanita yang aktif berhubungan seksual atau setidaknya berusia lebih dari 21 tahun.

Pemeriksaan pap smear dilakukan dengan mengambil sampel dari serviks dan bertujuan untuk melihat apakah ada pertumbuhan sel-sel abnormal di leher rahim.

Nantinya sel-sel tersebut dilihat dibawah mikroskop. Apakah termasuk dalam sel normal, sel prakanker (calon kanker), atau bahkan sudah termasuk sel kanker.

Pemeriksaan pap smear ini disarankan dilakukan  secara rutin dan diulang setiap tiga tahun sekali bagi wanita usia 21-65 tahun.

Bagi wanita berusia 30-65 tahun, boleh melakukan pemeriksaan setiap 5 tahun sekali apabila dikombinasikan dengan pemeriksaan HPV.

2. Pemeriksaan HPV

Selain melakukan tes pap atau pap smear, pemeriksaan kanker serviks lainnya adalah pemeriksaan HPV. Tes ini dilakukan untuk mencari apakah ada DNA HPV di serviks.

Pemeriksaan HPV bisa dilakukan sendiri atau bersamaan dengan pemeriksaan pap smear. Sama halnya dengan pap smear, pemeriksaan ini pun disarankan rutin dilakukan setiap lima tahun sekali bagi wanita usia 30 tahun ke atas. 

3. Tes IVA

Tes IVA atau inspection with acetic acid termasuk yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sesuai dengan namanya, tes ini menggunakan metode inspeksi visual menggunakan larutan asam asetat.

Tes IVA memiliki keuntungan tersendiri. Di samping aman dan mudah dilakukan, harganya pun lebih murah dibandingkan dengan pemeriksaan laboratorium lainnya.

Ada pun cara pemeriksaannya, larutan asam asetat dengan kadar 3-5 persen diusapkan di leher rahim kemudian dilihat apakah ada perubahan warna.

Normalnya, sel pada dinding serviks tidak mengalami perubahan ketika dioleskan asam asetat. Namun, jika sel tersebut abnormal, akan terjadi perubahan warna menjadi putih.

4. Kolposkopi

Kolposkopi menjadi pemeriksaan lanjutan yang direkomendasikan apabila hasil pap smear Anda abnormal atau hasil HPV positif.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut kolposkop yang dilengkapi dengan kaca pembesar. Fungsinya untuk memudahkan dokter untuk melihat area leher rahim lebih jelas.

Saat pemeriksaan, dokter juga akan mengoleskan asam asetat lemah pada area leher rahim. Jika area yang diolesi tampak mencurigakan atau abnormal, dokter akan mengambil jaringan tersebut dan dilakukan pemeriksaan biopsi untuk melihat sifat sel tersebut secara pasti.

5. Kuretase Endoserviks

Apabila kolposkopi tidak menunjukkan hasil yang abnormal atau ada zona transformasi yang tidak dapat dijangkau oleh kolposkopi, pemeriksaan kuretase endoserviks bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks.

Pemeriksaan ini menggunakan semacam sikat atau seperti sendok kecil. Alat tersebut dimasukkan ke dalam serviks bagian dalam dan kemudian mengambil jaringan dari dalam serviks dengan cara seperti dikikis. Jaringan yang sudah didapat kemudian segera diperiksa di laboratorium 

Setelah pemeriksaan ini, pasien akan merasa tidak nyaman pada perut, nyeri ringan, maupun muncul bercak perdarahan.

6. Biopsi Serviks

Biopsi serviks merupakan prosedur pengambilan sampel jaringan yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan biopsi serviks bisa dilakukan dengan cara biopsi kerucut (cone biopsy) maupun biopsi punch (punch biopsy).

●       Biopsi Kerucut (cone biopsy) 

Pengambilan sampel biopsi kerucut ini meliputi bagian eksoserviks (bagian luar serviks) hingga bagian endoserviks (bagian dalam serviks).

Jaringan yang diambil dalam biopsi ini juga melingkupi zona transformasi, yaitu perbatasan antara eksoserviks dan endoserviks, di mana lesi prakanker dan lesi kanker sering muncul pertama kali. 

Biopsi kerucut juga bisa menjadi pilihan terapi untuk menghilangkan pertumbuhan sel prakanker dan sel kanker serviks pada tahapan dini.

●       Biopsi punch (punch biopsy)

Biopsi punch dilakukan menggunakan alat seperti pisau yang berbentuk bundar. Fungsinya mengambil jaringan dengan cara membuat lubang pada serviks.

Tindakan pengambilan jaringan bisa dilakukan pada beberapa area sekitar serviks yang berbeda.

Melakukan deteksi dini kanker serviks menjadi salah satu upaya yang bisa dilakukan agar terhindar dari kanker serviks.

Selain melakukan pemeriksaan secara rutin, Anda pun juga disarankan menghindari aktivitas seksual yang berisiko, menerapkan gaya hidup sehat, serta melakukan vaksinasi HPV.

Konsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan apabila Anda memiliki faktor risiko dan gejala-gejala yang mengarah ke kanker serviks.

Nantinya dokter akan melakukan pemeriksaan yang menyeluruh guna menegakkan diagnosis dan pemberian terapi yang sesuai dengan kondisi Anda.

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses 2022. Cervical cancer.

American Cancer Society. Diakses 2022. The Pap (Papanicolaou) Test.

American Cancer Society. Diakses 2022. The HPV Test.

American Cancer Society. Diakses 2022. Tests for Cervical Cancer.

CDC. Diakses 2022. What Should I Know About Screening?