Bahaya Self-Diagnosis dalam Menentukan Kanker

BAGIKAN

Di era digital, banyak orang cenderung melakukan self-diagnosis atau mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi dari internet ketika merasakan gejala yang tidak biasa pada tubuhnya. Kebiasaan ini sangat berisiko, terutama dalam kasus kanker, di mana diagnosis yang akurat memerlukan pemeriksaan medis khusus. Artikel ini akan membahas bahaya self-diagnosis kanker dan pentingnya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.

Daftar Isi:

Apa Itu Self-Diagnosis?

Self-diagnosis adalah upaya seseorang untuk mendiagnosis kondisi kesehatannya sendiri berdasarkan informasi yang didapat dari internet, artikel kesehatan, atau pengalaman orang lain. Praktik ini semakin umum karena kemudahan akses informasi, tetapi sering kali mengabaikan kompleksitas medis dan variasi gejala yang bisa berbeda pada setiap individu .

Mengapa Self-Diagnosis Kanker Berbahaya?

1. Gejala Kanker yang Tumpang Tindih dengan Penyakit Lain

  • Gejala kanker seperti penurunan berat badan, kelelahan, atau nyeri sering kali mirip dengan penyakit lain, seperti infeksi atau gangguan metabolik .
  • Contoh: Sakit kepala bisa disebabkan oleh migrain, stres, atau tumor otak. Tanpa pemeriksaan MRI atau CT Scan, mustahil menentukan penyebab pastinya .

2. Selfoverdiagnosis dan Kecemasan Berlebihan

  • Membaca informasi seputar gejala kanker di internet dapat menyebabkan timbulnya cyberchondria—kecemasan berlebihan karena mengira gejala ringan sebagai kanker. Hal ini dapat berujung terjadinya selfoverdiagnosis yaitu seseorang mendiagnosis dirinya sendiri mengidap suatu penyakit namun sebenarnya tidak mengalaminya.
  • Studi menunjukkan bahwa 70% orang yang mencari gejala kanker secara online mengalami stres akibat diagnosis yang tidak akurat.

3. Self-underdiagnosis dan Keterlambatan Penanganan

  • Menganggap gejala serius yang dialami sebagai masalah biasa (misalnya, batuk berkepanjangan dianggap hanya alergi) dapat menunda diagnosis kanker paru atau tenggorokan. Ini yang disebut sebagai selfunderdiagnosis yaitu seseorang menganggap gejala yang dialaminya bukan karena suatu penyakit namun sebenarnya mengidap suatu penyakit tersebut.
  • Kanker yang terdeteksi terlambat memiliki peluang kesembuhan lebih rendah .

4. Kesalahan dalam Memahami Informasi Medis

  • Masyarakat awam sering salah menafsirkan istilah medis. Misalnya, “benjolan tidak sakit” tidak selalu berarti kanker, tetapi bisa kista atau lipoma .
  • Tanpa pengetahuan medis, seseorang mungkin mengabaikan gejala berbahaya atau justru panik tanpa alasan yang jelas .

Kapan Harus ke Dokter?

Beberapa gejala yang harus diperiksa tenaga medis profesional:

  • Penurunan berat badan drastis tanpa sebab
  • Benjolan yang tidak hilang setelah 2-4 minggu
  • Perdarahan tidak normal (misalnya, batuk darah atau BAB berdarah)
  • Nyeri terus-menerus tanpa penyebab jelas
  • Perubahan pada tahi lalat (asimetri, warna tidak merata, membesar)

Mengapa Diagnosis Medis Lebih Akurat?

  1. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan: Dokter akan mengevaluasi faktor risiko seperti genetik, gaya hidup, dan riwayat keluarga .
  2. Tes Laboratorium: Darah, urine, atau biopsi dapat mendeteksi penanda tumor (contoh: PSA untuk kanker prostat).
  3. Pencitraan Medis:
    • USG, mammografi, atau MRI untuk deteksi tumor.
    • PET Scan untuk melihat penyebaran kanker .
  4. Biopsi: Satu-satunya cara memastikan kanker dengan analisis jaringan di bawah mikroskop.

Baca Juga: Lebih Akurat, Inilah Perbedaan PET Scan dengan Pemeriksaan Kanker Lainnya

Deteksi Dini Kanker Bersama ONEOnco

Untuk menghindari risiko self-diagnosis yang berbahaya, memanfaatkan layanan profesional tentunya dapat lebih diandalkan dalam mendeteksi kanker, seperti pelayanan professional dari ONEOnco, ONEOnco merupakan platform kesehatan yang fokus pada deteksi dini dan tata laksana kanker. ONEOnco menyediakan layanan komprehensif terkait kanker mulai dari deteksi dini dan pemberian vaksin kanker, pelayanan dari ONEOnco termasuk:

  • Konsultasi dengan Dokter Ahli Kanker: Tim dokter spesialis kanker siap membantu mengevaluasi gejala dan merekomendasikan pemeriksaan yang tepat.
  • Paket Skrining dan Vaksinasi Kanker: Pemeriksaan penanda tumor, mammografi, kolonoskopi, atau PET-CT Scan, Serta pemberian vaksin kanker yang disesuaikan dengan risiko individu (misalnya, riwayat keluarga atau gaya hidup). 
  • Edukasi Berbasis Data: Informasi terpercaya tentang gejala kanker, pencegahan, dan terapi untuk menghindari kesalahpahaman dari sumber tidak jelas.
  • Kolaborasi dengan Rumah Sakit: ONEOnco bekerja sama dengan fasilitas kesehatan terakreditasi untuk memastikan pasien mendapatkan diagnosis akurat dan cepat.

Dengan ONEOnco, masyarakat tidak perlu lagi mengandalkan informasi ambigu dari internet. Setiap tahap pemeriksaan didampingi oleh ahli, sehingga mengurangi kecemasan dan memastikan penanganan tepat waktu.

Self-diagnosis kanker melalui internet berisiko menyebabkan kesalahan penanganan, baik karena overdiagnosis maupun underdiagnosis. Deteksi dini oleh tenaga medis profesional tetap menjadi cara terbaik untuk memastikan kanker dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Jangan ragu berkonsultasi ke dokter jika mengalami gejala mencurigakan—lebih cepat terdeteksi, lebih tinggi peluang sembuhnya.


Sumber

World Health Organization. Promoting cancer early diagnosis.  [cited 2025 Feb 25]. Available from: https://www.who.int/activities/promoting-cancer-early-diagnosis

Doherty-Torstrick, E. R., Walton, K. E., & Fallon, B. A. (2016). Cyberchondria: Parsing Health Anxiety From Online Behavior. Psychosomatics57(4), 390–400. https://doi.org/10.1016/j.psym.2016.02.002

Johnson, S. B., Parsons, M., Dorff, T., Moran, M. S., Ward, J. H., Cohen, S. A., Akerley, W., Bauman, J., Hubbard, J., Spratt, D. E., Bylund, C. L., Swire-Thompson, B., Onega, T., Scherer, L. D., Tward, J., & Fagerlin, A. (2022). Cancer Misinformation and Harmful Information on Facebook and Other Social Media: A Brief Report. Journal of the National Cancer Institute114(7), 1036–1039. https://doi.org/10.1093/jnci/djab141

Gage-Bouchard, E. A., LaValley, S., Warunek, M., Beaupin, L. K., & Mollica, M. (2018). Is Cancer Information Exchanged on Social Media Scientifically Accurate?. Journal of cancer education : the official journal of the American Association for Cancer Education33(6), 1328–1332. https://doi.org/10.1007/s13187-017-1254-z

Hubungi Kami: +62811 1707 0111