Apakah Konsumsi Susu Baik Untuk Mencegah Kanker Usus Besar?

Apakah Anda tahu bahwa konsumsi susu dapat memberikan manfaat dalam mencegah kanker usus besar?  Dilansir dari informasi yang didapatkan melalui hospitalnews.com, sebuah studi dari World Cancer Research Fund dan American Institute for Cancer Research (AICR) menyatakan bahwa ada bukti yang cukup kuat yang menyatakan bahwa produk susu dapat mengurangi risiko terkena kanker usus besar. Dalam definisinya, “produk susu” mencakup susu, keju, dan total produk susu. Secara global, pola makan yang rendah akan konsumsi susu dan kalsium, atau tinggi dalam konsumsi alkohol atau merokok, menjadi penyebab utama terjadinya kanker usus besar.

Selain produk susu, AICR juga menyarankan bahwa produk susu harus menjadi bagian dari pola makan yang juga mencakup biji-bijian utuh, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan, karena makanan yang tinggi serat juga dapat mengurangi risiko terkena kanker usus besar.

Komponen Susu yang Berpotensial untuk Mencegah Kanker Usus Besar

Ada beberapa mekanisme potensial yang menjelaskan bagaimana produk susu dapat mengurangi risiko terkena kanker usus besar melalui beberapa komponen susu menurut Dairy Nutrition:

1. Kalsium

Kalsium dapat melindungi terhadap kanker usus besar, dengan adanya bukti untuk beberapa mekanisme yang masuk akal. Dalam sebuah meta-analisis respons dosis dari studi observasional prospektif, ditemukan bahwa setiap peningkatan konsumsi kalsium sebesar 300 mg/hari dapat mengurangi risiko terkena kanker usus besar sebesar 8%, dan pengurangan ini masih berlanjut bahkan setelah mencapai 1000 mg/hari.

Beberapa mekanisme biologis mungkin menjelaskan efek perlindungan kalsium terhadap kanker usus besar. Kalsium dapat menekan proliferasi (perbanyakan sel), mempromosikan diferensiasi sel (pematangan sel) terminal, dan memicu apoptosis (kematian sel) pada sel tumor usus besar. Selain itu, kalsium juga dapat mengikat asam empedu sekunder (asam empedu yang terbentuk dari aksi bakteri usus pada asam empedu yang disintesis oleh hati) atau asam lemak terionisasi sehingga menghambat kemampuan mereka untuk memodifikasi sel kolon. Kalsium juga dapat mengurangi mutasi gen K-ras (dapat menyebabkan keganasan) pada kolon.

2. Vitamin D

Bukti bahwa vitamin D atau makanan yang mengandungnya melindungi terhadap kanker usus besar terbatas namun konsisten. Ada mekanisme yang masuk akal untuk efek antikanker vitamin D pada sel-sel kolon yang menghambat pertumbuhan. Selain itu, efek vitamin D dan kalsium saling terkait karena keduanya menghambat proliferasi sel dan memicu diferensiasi dan apoptosis sel usus. Mekanisme potensial lainnya berhubungan dengan peningkatan fungsi kekebalan tubuh, pengurangan peradangan, penghambatan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru), dan regulasi ekspresi microRNA (bagian dari materi genetik) dengan status vitamin D yang tinggi. Selain itu, efek yang dimediasi oleh kalsium bergantung pada kadar vitamin D.

3. Asam Linoleat Terkonjugasi

Efek antikanker dari asam linoleat terkonjugasi atau conjugated linoleic acid (CLA) telah ditunjukkan dalam banyak penelitian dengan  model hewan. CLA terbukti dapat memodulasi produksi eikosanoid, mengurangi sintesis prostaglandin, mengganggu jalur sinyal sel, menghambat sintesis DNA, memodifikasi kelenturan membran sel, memicu apoptosis, dan mengatur angiogenesis.

Bukti dari studi pada manusia terbatas; namun, studi menunjukkan bahwa CLA dapat membantu melindungi terhadap kanker usus besar. Sebuah studi menggunakan data dari Swedish Mammography Cohort telah menunjukkan hubungan terbalik antara konsumsi produk susu tinggi lemak dan CLA dengan kanker usus besar.

4. Komponen susu lainnya

Asam butirat adalah asam lemak susu lain yang telah disarankan untuk melawan kanker kolorektal; telah ditunjukkan untuk menghambat proliferasi dan menginduksi diferensiasi sel tumor.

Pada penelitian menggunakan  model hewan, laktoferin, protein susu, telah terbukti menekan karsinogenesis di usus besar dan organ lainnya. Selain itu, laktoferin dapat menghambat pertumbuhan polip adenomatosa pada manusia.

Bakteri asam laktat yang ditemukan dalam produk susu fermentasi juga dapat melindungi permukaan epitel usus besar. Mereka dapat mengikat permukaan apikal sel kolon dan menekan ekskresi racun dari bakteri pembusuk, sehingga melindungi permukaan epitel.

Lemak susu sfingolipid juga merupakan penghambat kuat pertumbuhan sel dan dapat menginduksi diferensiasi dan apoptosis.

Dalam kesimpulannya, konsumsi produk susu, termasuk susu, keju, dan produk susu lainnya, dapat memberikan manfaat dalam mencegah kanker usus besar. Komponen seperti kalsium, vitamin D, dan asam linoleat terkonjugasi memiliki peran penting dalam mengurangi risiko terkena kanker usus besar. Namun, penting untuk dicatat bahwa pola makan secara keseluruhan yang seimbang, termasuk biji-bijian utuh, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan, juga berperan dalam mengurangi risiko tersebut.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga pola makan yang sehat dan seimbang serta memperhatikan asupan produk susu dan komponen lainnya yang dapat membantu melindungi kita dari risiko terkena kanker usus besar. One Onco bisa menjadi solusi tepat dalam melakukan deteksi dini pada kanker usus besar. Layanan dan produk pilihan yang disediakan One Onco dapat menjadi pilihan terbaik sebagai langkah menjaga kesehatan.

Referensi

https://dairynutrition.ca/en/nutrition-and-health/cancer/milk-products-and-colorectal-cancer

https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/causes-of-cancer/cancer-myths/can-milk-and-dairy-products-cause-cancer