Angka penderita kanker semakin tinggi setiap tahunnya. Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2020 mencatat prevalensi kanker di Indonesia mencapai 400.000 kasus, dengan lebih dari 230.000 kematian.
Tidak dimungkiri, kanker memang merupakan penyakit mematikan. Meski demikian, bukan berarti penyakit ini tidak bisa disembuhkan.
Faktanya, terdapat berbagai pilihan terapi yang tergolong efektif mengatasi kanker. Salah satu terapi kanker yang cukup sering dipilih mengingat efektivitasnya, yaitu kemoterapi.
Penjelasan Kemoterapi
Kemoterapi adalah jenis terapi kanker yang menggunakan obat-obatan kimia. Obat tersebut memiliki kemampuan untuk menghancurkan sel kanker yang berkembang di dalam tubuh penderita.
Kemoterapi mesti dan wajib dilakukan di bawah pengawasan ketat dari dokter. Pasalnya, obat kemoterapi dapat berefek pada setiap sel di dalam tubuh, meski target utamanya adalah sel kanker yang berkembang cepat dan tidak teratur.
Terdapat berbagai macam obat kemoterapi yang dapat digunakan, baik dalam terapi tunggal maupun kombinasi.
Pemilihan setiap jenis obat kemoterapi harus disesuaikan dengan kondisi pasien, agar hasilnya sesuai dengan harapan.
Manfaat Kemoterapi untuk Kanker
Beberapa manfaat yang bisa dirasakan berkat tindakan kemoterapi, antara lain:
Menyembuhkan Kanker Tanpa Terapi Lain
Pada beberapa kasus, kemoterapi ditujukan untuk menghancurkan seluruh sel kanker hingga tak tersisa lagi.
Melalui terapi ini, pasien diharapkan dapat sembuh total dan sel kanker tidak muncul kembali. Dengan kondisi yang demikian, pasien tidak perlu mendapatkan terapi pendukung.
Pendukung Terapi Kanker Lainnya
Kemoterapi dapat dilakukan setelah pasien menjalani jenis terapi kanker lainnya, seperti operasi pengangkatan tumor atau radioterapi.
Pemberian kemoterapi setelah terapi lain bertujuan untuk membunuh sel kanker yang mungkin masih ada di dalam tubuh pasien. Tindakan ini disebut sebagai terapi adjuvant.
Untuk Persiapan Terapi Lain
Kemoterapi juga dapat dilakukan sebelum terapi kanker lainnya. Hal ini bertujuan untuk menyusutkan sel kanker sehingga memungkinkan untuk melakukan terapi lanjutan, seperti radioterapi dan operasi.
Medis menyebut jenis kemoterapi ini sebagai terapi neoadjuvant.
Mengurangi Keluhan Pasien
Pada beberapa kasus, sel kanker dianggap tidak dapat lagi disembuhkan hingga tuntas.
Pada kondisi tersebut, dokter biasanya tetap menyarankan pasien melakukan kemoterapi guna mengurangi keluhan. Kemoterapi dengan tujuan tersebut dikenal sebagai terapi paliatif.
Cara Kerja Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan melalui berbagai cara, mulai dari infus (intravena), diminum (oral), suntikan (injeksi), serta oles (topikal).
Bagaimana pun cara pemberiannya, tujuan dari kemoterapi tetap tidak berubah: membunuh sel kanker di dalam tubuh.
Ada pun obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi. Obat ini dikelompokkan berdasarkan mekanisme kerja, struktur kimia, dan hubungannya dengan jenis obat lainnya.
Beberapa jenis obat kemoterapi adalah sebagai berikut:
1. Alkylating Agents
Alkylating agents merupakan kelompok obat kemo yang bekerja dengan merusak DNA sel kanker.
2. Antimetabolit
Antimetabolit merupakan obat kanker untuk menghambat berbagai enzim yang dibutuhkan untuk replikasi DNA.
3. Antitumor Antibiotik
Berbeda dengan antibiotik biasa, obat kemoterapi ini bekerja dengan mengubah struktur DNA sel kanker sehingga mencegahnya bertumbuh dan bereplikasi.
4. Topoisomerase Inhibitors
Jenis obat kemoterapi ini bekerja dengan menghambat topoisomerase, yang merupakan enzim untuk memisahkan dua strand dari DNA saat proses replikasi.
5. Mitotic Inhibitors
Obat kemoterapi ini bekerja dengan menghentikan proses pembelahan diri sel, sehingga tidak memproduksi sel baru.
Hal tersebut dilakukan dengan menghambat kerja berbagai enzim yang dibutuhkan untuk proses replikasi sel.
Meski efektif, kemoterapi juga dapat menimbulkan sejumlah efek samping yang tidak terduga. Efek samping tersebut tergantung dari kesehatan pasien secara umum, jenis kanker yang dialami, serta tipe dan jumlah kemoterapi yang diperoleh.
Tenang, Anda tidak perlu khawatir berlebihan dengan efek samping tersebut. Pasalnya, manfaat yang dirasakan dari kemoterapi jauh lebih besar daripada kemungkinan efek sampingnya.